Suaramediaindonesia.com I Jakarta – Musibah sebuah ambulan membawa jenasah yang mengalami kecelakaan di daerah Banyumas Jawa Tengah beberapa hari lalu yang mengakibatkan seorang supir ambulan tewas di tempat.
Mobil ambulance membawa jenasah tersebut milik kelurahan Kebon Bawang yang di kemudikan oleh Waryono (57) tewas di tempat akibat bertabrakan dengan truk pembawa semen di daerah Banyumas Jawa Tengah.
Dalam musibah tersebut di ketahui bahwa Waryono supir ambulance maut tersebut merupakan PJLP PSSU dikelurahan Kebon Bawang kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara yang membawa jenasah dari Grogol Jakarta Barat menuju Jawa Timur pada 22 februari 2021 malam dan naas terjadi kecelakaan pada 23 februari 2021 pagi sehingga Waryono tewas di tempat.
Saat wartawan komfirmasi kepada pihak Willy Hardian lurah Kebon Bawang pada Kamis 25 februari 2021 terkait supir ambulan maut yang merupakan PJLP PPSU Kebon Bawang, lurah mengatakan “Membenarkan bahwa almarhum merupakan PPSU Kelurahan Kebon Bawang dan almarhum sudah lama sejak mobil ambulance tersebut di berikan dengan dana CSR oleh Astra melalui Gubernur DKI Jakarta di era Fauzi Bowo sekitar tahun 2013”.
” kejadian tersebut merupakan tanggun jjawab saya selaku Lurah, ini saya akui kelalaian saya terhadap anak buah saya. Untuk masalah ambulance yang saat ini berada di Polres Banyumas Jawa Tengah sedang kami upayakan untuk bisa kembali lagi,” ujar Willy lurah Kebon Bawang kepada wartawan 25/02/2021.
Sementara itu pula LMK Kebon Bawang Tolani ketika di komfirmasi oleh wartawan terkait kecelakaan ambulan maut tersebut mengatakan “Memang benar supir ambulan bernama Waryono dan merupakan PPSU di Kelurahan Kebon Bawang, dan mengalami kecelakan di daerah Banyumas ketika membawa jenasah bukan warga Kebon Bawang melainkan warga Grogol Jakarta Barat”.
“Ya saya sangat menyangkan musibah ini terjadi, seandainya Lurah Kebon Bawang tegas terhadap anak buahnya mungkin musibah ini tidak terjadi,” tambah Tolani LMK Kebon Bawang kepada wartawan.
Menurut SH salah satu warga Kelurahan Kebon Bawang yang enggan menyebut namanya mengatakan “Lurah Kebon Bawang wajib bertanggungjawab atas kejadian tersebut hingga menimbulkan korban jiwa”.
“PPSU seharusnya tugas hanya seputaran mereka bekerja, kalau kejadian seperti ini jelas-jelas Lurah harus bertanggungjawab?” tambah SH kepada wartawan.
Sementara itu Yanto salah satu pengemudi yang tergabung dalam Perkumpulan Pengemudi Jakarta Raya (PPJR) wilayah Jakarta Utara mengatakan “Kalau melihat waktu kejadian tersebut bisa dianggap supir ambulan tersebut ngantuk, sehingga supir tersebut membawanya kurang konsentrasi dalam mengemudinya”.
“Diharapkan bagi para pengemudi roda 4 jika melakukan atau membawa kendaraan keluar kota harus memiliki kondisi yang fit atau sehat, dan jika kondisi sudah mengantuk jangan di paksakan untuk mengejar waktu. Saya berharap kepada Polri khususnya koorlantas Polri, wajib menerapkan disiplin bagi para pengendara dan wajib membawa bukti kesehatan jika ingin membawa kendaraan jarak jauh atau keluar kota. Jika supir tidak memiliki surat keterangan sehat dari rumah sakit, maka aparat kepolisian wajib mencabut Surat Izin Mengemudi (SIM) atau membekukan perusahaan tersebut yang melanggar”. tambah Yanto anggota PPJR Jakarta Utara.
Hingga berita ini di tayangkan walikota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim terkait lurah Kebon Bawang Willy Hardian yang telah lalai dalam mengawasi anak buahnya, belum memberikan jawaban.
( Arie )