JAKARTA | Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menelpon Ketua Parlemen Turki H.E. Mr. Mustafa Şentop, untuk mengucapkan duka cita dan turut berbelasungkawa atas musibah gempa dengan magnitudo 7,8 yang terjadi di Turki beberapa hari lalu. Disusul 2 gempa lanjutan M 6,4 dan M 6,5. Bahkan Survei Geologi Amerika Serikat (Unites States Geological Survey/ USGS) mencatat setidaknya telah terjadi 100 gempa susulan lainnya.
“Indonesia melalui KBRI Ankara telah mengirimkan paket bantuan kemanusiaan tahap pertama untuk korban gempa Turki. Team KBRI yang dipimpin langsung Dubes RI Lalu Muhammad Iqbal sudah tiba di daerah gempa untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan dan mengevakuasi WNI yang terdampak ke Ankara. Bantuan yang diserahkan yakni satu kontainer bahan makanan disertai kompor gas portable beserta tabung gas, serta 300 selimut. Bantuan lainnya sedang disiapkan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian Sosial,” ujar Bamsoet saat menelepon Ketua Parlemen Turki H.E. Mr. Mustafa Şentop, dari Jakarta, Rabu (8/2/23).
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, Kementerian Agama RI juga sudah menghimbau umat islam di Indonesia untuk melaksanakan sholat gaib untuk mendoakan korban jiwa, sekaligus mendoakan agar Turki bisa segera melalui musibah ini. Pengurus masjid Istiqlal rencananya juga akan menyelenggarakan shalat gaib secara berjamaah, yang dilaksanakan setelah shalat Jumat berjamaah pada Jumat, 10 Februari 2023.
“Menurut kantor berita Perancis AFP, per hari Rabu (8/2/23) Pukul 10.51 WIB, jumlah korban jiwa akibat gempa di Turki mencapai 6.234 orang. KBRI Ankara sudah mengevakuasi 123 WNI dari 4 titik paling terdampak gempa. 1 WNI menjadi korban jiwa, atas nama Nia Marlinda asal Bali, serta 2 WNI belum bisa dihubungi,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini menerangkan, Indonesia dan Turki merupakan negara yang memiliki tingkat kerawanan cukup tinggi dalam hal bencana gempa. Turki menjadi salah satu negara paling rawan gempa karena berada di garis patahan Bumi. Sementara Indonesia, rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Tidak salah jika Indonesia dan Turki saling meningkatkan kerjasama, baik dalam hal penanganan bencana gempa maupun dalam hal mengantisipasi potensi bencana gempa.
“Kerjasama Indonesia dengan Turki terhadap penanganan bencana sudah terjalin sejak lama, baik dari sisi pemerintahan maupun antar masyarakat. Misalnya pada akhir 2022 lalu, Turki melalui Bulan Sabit Merah mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk korban gempa Cianjur. Tahun 2020 lalu, Muhammadiyah AID menyerahkan bantuan kemanusiaan untuk korban bencana gempa ke Pemerintah Daerah Bornova, Izmir, Turki. Jauh sebelumnya pada tahun 2011 lalu, saat Turki diguncang gempa hebat dengan magnitudo 7,2, pemerintah Indonesia juga memberikan bantuan sebesar USD 1 juta atau sekitar Rp 8,93 miliar kepada Pemerintah Turki,” pungkas Bamsoet. (*)
NARASUMBER PEWARTA: BAGUS. EDITOR RED: LIESNAEGA.