BANDUNG BARAT, JABAR | Melalui Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah di SMAN 1 PADALARANG, Kepala Sekolah bernama Lina S.Pd.,M.T mengajak Satuan Pendidikan melakukan mitigasi bencana. Caranya dimulai dari guru, siswa hingga orang tua siswa,dan wajib membekali diri dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap bencana. Karena dengan memahami risiko bencana di sektor pendidikan akan membangun kesiapsiagaan struktural dan kultural sehingga dampak korban, kerusakan dan kerugian bila bencana terjadi dapat dikurangi di lingkungan sekolah.
Seperti yang telah diketahui ,bahwa sekolah ataupun madrasah merupakan bagian obyek strategis roda ketangguhan. Beleid Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 33 Tahun 2019 mengamanatkan untuk melakukan program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Tiga pilar utama SPAB yaitu Fasilitas Sekolah Aman, Manajemen Bencana di Sekolah dan Pendidikan Pencegahan dan Pengurangan Risiko Bencana.
Dalam hal ini Kepala Sekolah SMAN 1 PADALARANG memberikan Edukasi kepada para siswa untuk mengenali tanda bahaya bencana, risiko yang ditimbulkan dan bagaimana mitigasinya. Mereka dipandu dengan pola permainan waspada bencana. Pada saat kejadian banjir dan longsor, siswa menyelamatkan diri naik ke tempat yang tinggi dan menjauh dari lokasi, saat puting beliung menerjang harus berlindung di tempat kuat seperti di dalam rumah. Bila gempa bumi terjadi semua berlindung di triase dengan mencari tempat lapang agar terhindar dari reruntuhan. Rabu, (15/02/2023).
Semakin banyak sekolah di Kabupaten Bandung Barat yang peduli menerapkan SPAB, maka risiko bencana yang dihadapi tentunya semakin berkurang. Sekolah yang sudah mendapatkan SPAB diharapkan mentransfer ilmu ke orang terdekat dan sekolah lainnya. Simulasi tentang siaga bencana juga perlu dilakukan secara berkala dan dapat menjadi program tetap sekolah tanpa menunggu MPLS tiba atau menunggu bencana melanda.
Lebih lanjut Kepala Sekolah SMAN 1 PADALARANG Lina S.Pd.,M.T menekankan ada empat pokok yang dilakukan terkait dengan mitigasi bencana di sekolah Pertama, harus tersedia informasi rawan bencana, prasarana kesiapsiagaan seperti peta, titik kumpul dan jalur evakuasi terpasang di setiap sekolah. Kedua adanya sosialisasi dan simulasi (sosis) Setiap kategori bencana perlu adanya sosis dalam rangka meningkatkan pemahaman serta kesadaran menghadapi bencana. Yang ketiga, Satuan pendidikan harus mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari untuk memitigasi bencana. Selain itu juga harus tahu cara menyelamatkan diri jika terjadi bencana yang datang sewaktu-waktu. Selanjutnya yang keempat adalah, Sekolah harus tahu bagaimana mengatur manajemen kesiapsiagaan bencana untuk mengurangi ancaman bencana.
Orientasi bencana Kepala Sekolah SMAN 1 PADALARANG pada para Siswa di SMAN 1 PADALARANG ini sudah seharusnya mendapatkan apresiasi dari BPBD Khususnya.
NARASUMBER PEWARTA : RED/ LIESNAEGA. EDITOR RED : LIESNAEGA.