You might also like
JAKARTA | Negara Indonesia pada 17 Agustus 2023 memasuki usia 78 tahun (Merdeka 17-8-1945).Usia telah dewasa menurut ukuran manusia setelah bentangan tahun amat panjang pada numerik 78.
Bukan lagi muda bagi seorang anak manusia yang menempati planet bumi.Namun demikian bentangan usia tidak membawa peghuninya berpikir dewasa dalam menanggapi berbagai kompleksitas yang menghujam umat manusia di tanah banyak nyiur ini dengan pantai terpanjang kedua, setelah Amerika Serikat.
Setiap perempuan Indonesia seharusnya menyadari dan terus menyuarakan akan kekuatan diri menjadi epicentrum peradaban yang bermuara pada martabat bangsa sejajar dengan bangsa lain seperti cita cita pendiri bangsa Indonesi sejak 78 tahun silam.
Juwita Jatikusumah, memberikan penekanan bahwa dalam diri perempuan bukan hanya wujud perempuan namun juga melekat karakter yang begitu menentukan martabat kehidupan. Karakter perempuan melahirkan sebuah kehidupan.
Kalau perempuan sudah tidak peduli martabat bangsa, bukan tidak mungkin cita-cita yang Maha Kuasa, untuk membentuk pribadi yang mulia berlandaskan cinta kasih tidak akan terwujud” tegas Juwita ketika tampil sebagai salah satu nara sumber dalam bedah buku bertajuk Menggagas Martabat Bangsa- Mengembangkan kehidupan kebangsaan yang adab, plural, terbuka, dan setara. di Jakarta (18/2/2023)
Ketika seorang Ibu memiliki pandangan yang konsumtif, fanatis, dan bodoh, maka generasi di bawahnya pun tidak jauh dari situ.” lanjut Juwita tokoh Perempuan dari Sunda wiwitan itu.
Nilai plural yang dimiliki bangsa Indonesia juga menjadi perhatian dari narasumber Pastur Sulaiman Ottor OFM.
Pastur Sulaiman Ottor, OFM memberikan pandangan bahwa perbedaan di bangsa Indonesia adalah sesuatu yang fitrah dan perlu diletakkan dalam prinsip universal kemanusiaan.
Pastor yang berkarya di pedalaman Kalimantan Barat ini menyampaikan bahwa “Mëmbangun martabat bangsa kita sudah diteladankan oleh para founding fathers. Founding father sudah merumuskan Pancasila.
Moderasi beragama adalah praktik ber-Pancasila, di dalamnya mengandung toleransi antar umat beragama”, tegas Pastur Sulaiman.
Kepeloporan GusDur
Diskusi yang dilaksanakan mengidentifikasi kondisi-kondisi kesesatan konsep dan praktik martabat yang berbentuk marjinalisasi perempuan dan masyarakat adat, merebaknya kekerasan sebagai sarana menyelesaikan masalah dan memaksakan solusi oleh kelompok yang dominan, sikap permisif terhadap praktik korupsi dan manipulasi, perusakan alam demi kepentingan bisnis dan politik jangka pendek.
Para narasumber menegaskan kepeloporan Gus Dur dalam mengembalikan konsep dan praktik martabat bangsa yang ditandai dengan ciri-ciri:
● Keberpihakan dan pembelaan pada warga bangsa yang rentan dan marjinal seperti kelompok minoritas, perempuan, dan masyarakat adat
● Keberanian mengambil langkah-langkah terobosan yang beresiko untuk mengatasi status quo demi perbaikan dan pemulihan
● Komitmen untuk memberikan pengakuan pada berbagai ekspresi identitas komunitas dan budaya lokal sebagai kekayaan Indonesia.
● Dihindarinya kekerasan dan konflik dalam mengatasi perbedaan, serta dikedepankannya dialog dan saling menghormati dalam berbagai kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pada kesempatan yang sama hadir aktivis NU Rodhotun Jannah mengungkapkan tiga perhatian utamanya dalam mempersoalkan martabat bangsa yakni:
kesadaran akan nilai luhur bangsa yang termanifestasi dalam Pancasila. Dan generasi muda sebagai aktor yang terus-menerus menyampaikan nilai-nilai luhur tersebut, dan penggunaan media dalam pengarusutamaan Pancasila.
Aktivis muda NU ini menegaskan bahwa, “sebagai generasi muda, perlu untuk semakin melek terhadap penggunaan media dan menjadikan negara kita bermartabat dan memiliki nilai-nilai luhur di mata dunia.”, tegasnya.
Hadir sebagai Moderator pada diskusi tersebut adalah Professor Paulus Wirutomo (Universitas Indonesia) dan penanggap Dr Ngatawi Al-Zastrouw (Lesbumi).
Acara digelas atas inisiatif Perkumpulan Amerta bersama dengan LKPMBI, Komunitas Nostra Aetate Paskalis, POSNU, dan GEMAKU
Untuk mengakses Buku, dapat diunduh secara gratis pada tautan: https://bit.ly/BukuMartabatBangsa Terima kasih. PERKUMPULAN AMERTA perkumpulan.amerta1@gmail.com www.amerta.or.id Contact Person: Sugi HP: 082280126097 Tri HP: 081314163812
Narasumber Pewarta: hilabame@gmail.com. Editor Red: Liesnaega.