TASIKMALAYA, JABAR | Situs purbakala berusia ribuan tahun di Jawa Barat yang ditemukan sekitar tahun 80-an terkesan diabaikan Pemerintah. Terbukti di sekeliling Situs Cagar Budaya Lingga Yoni di Kota Tasikmalaya penuh dengan pasir galian. Juga, Situs Candi Bojong Menje Rancaekek Bandung, yang diduga kuat sebagai komplek Candi, malah dipenuhi dengan pabrik. Mana kepedulian pemerintah terhadap situs cagar budaya?
Hal tersebut menjadi keprihatinan bagi tokoh masyarakat dan budayawan Jawa Barat, Irjenpol (Purn) Dr. Anton Charliyan, MPKN. Mantan Kapolda Jawa Barat itu mengatakan bahwa seharusnya Pemerintah peduli terhadap peninggalan bersejarah bangsa kita.
“Seharusnya Pemerintah lebih peduli dan memerhatikan peninggalan-peninggalan purba. Pemerintah sepertinya benar-benar menutup mata dan telinga, mengabaikan, dan meremehkan peninggalan nenek moyang kita,” ujar Abah Anton, demikian budayawan ini akrab disapa, Minggu, 4 Juni 2023.
Seharusnya Pemerintah, lanjutnya, melestarikan situs-situs cagar budaya agar dapat dilihat oleh penerus bangsa. “Ini malah mengizinkan membangun pabrik. Setelah ini akan dibangun apalagi di sekeliling Situs Cagar Budaya? Perumahan?” tanya mantan Kadivhumas Polri ini gusar.
Lebih jauh, Abah Anton menduga bahwa Pemerintah dan pihak terkait sengaja membiarkan situs cagar budaya yang ada hancur dan hilang tak berbekas. Menurutnya, ini perlu disikapi dengan baik, karena cara terbaik menghancurkan suatu bangsa adalah dengan menghilangkan bangsa itu dari sejarah dan budaya mereka.
“Sepertinya Pemerintah memang sengaja membiarkan agar hancur dan rusak. Jika masyarakat yang merusak dan memindahkan, akan dihukum! Bagaimana jika Pemerintah yang merusak? Apakah masyarakat harus diam seribu bahasa. Hati-hati loh, sebuah bangsa dihancurkan dengan mudah hanya dengan menghilangkan peninggalan-peninggalan sejarah bangsa itu,” tegas Abah Anton.
Oleh karena itu, dirinya berharap agar aparat terkait menelusuri dan menyelidiki pihak-pihak yang telah merusak situs pubakala dan peninggalan bersejarah di Jawa Barat tersebut. “Usut tuntas oknum yang tidak bertanggung jawab yang telah merusak situs dan peninggalan nenek moyang kita itu,” tegas Anton Charliyan mengakhiri pernyataannya.
NARASUMBER PEWARTA: KETUM PPWI WILSON LALENGKE S.PD., M.SC.,MA / NURUL/RED. EDITOR RED: LIESNAEGA.