suaramediaindonesia.com, Makassar – Perang dagang antara Australia dan China yang memanas berpengaruh terhadap sejumlah harga komoditas global, termasuk batu bara di Indonesia. (Kamis, 08/04/2021)
Namun bukan berarti banyaknya permintaan pasokan batubara ke China akan menghapus segala penderitaan perusahaan penambang yang banyak mengalami kemerosotan pada era pandemic ini.
“Harga acuan batubara bisa saja di katakan meningkat akan tetapi meningkat untuk siapa dan menguntungkan siapa?”. Ujar Reski Sudirman
Ketua Aliansi Pemuda Internasional juga mengingatkan kepada pemerintah Indonesia kembali mempertimbangkan untuk membuka peluang ekspor komoditas lain termasuk biji besi, nikel juga material lainnya sehingga perekonomian di Indonesia tetap bisa merata, jangan ada pengecualian.
Melihat kejadian ini bahwa dengan banyaknya perusahaan pertambangan nikel di Indonesia sulit untuk berkembang sebab pembangunan smelter di Indonesia masih cenderung di kuasai oleh investor dari Tiongkok, bagaimana nasib penambang lokal dan tenaga kerja lokal yang selama ini di rumahkan hanya untuk memprioritaskan pengusaha dari negeri seberang China yang sangat di “Tuan” kan di negeri ini. Tambahnya
“Kuasa Hukum Aliansi Pemuda Internasional
Ari Sayly Muhtar, S.H juga angkat bicara tentang rencana pengkajian aspek hukum tentang limbah B3 industri di Indonesia”ujar Tutup
penulis: AM
Editor: Liesna Ega SMI