Suaramediaindonesia.com | Kamis, 30 Desember 2021.
PONTIANAK | Dengan secangkir kopi,teh dan air meineral bertempat di Jl.Tanjung Raya 2 (SAIGON) Sebuah Cafee wilayah Pontianak Timur Provinsi Kalimantan Barat,Para pendiri pemilik yayasan Pondok Pesantren,pemilik yayasan sekolah Paud,sekolah Madrasyah dan salah satu kepala sekolah SMP negri berdiskusi dengan ketua DPW Kamijo (Lembaga Kader Militan Jokowi) Beserta Jajaran Rabu 29 Desember 2021 membahas tentang pendidikan yang mana mereka menceritakan kondisi Asrama Para Santri,Gedung-gedung sekolah mereka yang tidak layak lagi untuk kegiatan belajar dan mengajar kata Kyai Ali Ridoh pemilik *pondok pesantren *Al-Masudiyah”yang berada di Desa Kuala Dua kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kuburaya,serta seorang pemilik sekolah PAUD Bu,Ningsih beliau juga ketua yayasan dan kepala sekolah yang ikut hadir dalam diskusi tersebut.
“Menurut Kyai Ali Ridoh,pendidikan dipondok pesantren selama ini luput dari perhatian pemerintah daerah baik kabupaten maupun provinsi,tambah dirinya pendidikan yang dibawah naungan kemntrian agama (Kanwil Kemenag)secara tidak langsung kayaknya tidak dianggap semata-mata hanya ada bantuan dana bos yang harus dicukup-cukupkan untuk keperluan oprasional sekolah dipondok pesantren,kadang setiap bulan pihak sekolah harus cari hutangan tambahan untuk gaji honor guru dan sebaginya,nah bagaimana kami bisa membangun dunia pendidikan yang bermutu berkualitas sebab pasum pendukung kami tidak memadai itu juga menjadi pengaruh buat kenyamanan dan ketenangan anak-anak didik,jika gedung pasum kami mendukung bagus kami yakin mampu menjadikan anak-anak generas muda penerus bangsa yang lebih baik berkoalitas memiliki sekil kemampuan agar bisa bersaing dengan kemajuan teknologi saat sekarang.
“Dan ada beberapa bantuan pemerintah pusat kepondon-pondok pesantren bersumber dari dana *APBN seperti pembagunan MCK,SANITASI yang bernama *Indonesia Maju*, dari kementerian *PUPR RI* diserahkan kedinas PUPR provinsi dan kabupaten/kota tetapi itu banyak yang asal-asalan buat bangunannya tidak sesuai sefek sebab dikerjakan oleh pihak ke tiga (KONTRAKTOR) yang ditunjuk langsung oknum dinas,bekerjasama dengan pihak dinas terkait didaerah,karna pihak pondok pesantren hanya penerima manfaat bagunan aja,nah kalau seperti itu kan sayang kualitas,kuantitas bangunan tersebut gak terjamin dan hanya bersifat sementara paling lama 1 sampe 2 tahun kegunaan manfaat nya digunakan,sangat sayang uang negara haya dihambur-hamburkan tidak bermamfaat lama buat masyarakat hanya memperkaya oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Tamabah kyai Ali Ridoh lagi,dirinya sangat berharap bapak Presiden Jokowi Dodo serta kementerian terkait evaluasi kembali bantuan-bantuan yang mengunakan anggaran APBN Pusat sebab banyak didaerah ini tidak tepat sasaran pokok mamfaatnya.
Dirinya juga berharap kepada bapak presiden Ir.Jokowi Dodo agar memberikan perhatian khusu kepada pendidikan sewasta seperti Pondok Pesantren,sekolah MI/MTS/MA, Madrasyah,Paud,dan jagan pemerintah pusat juga asal-asal memberikan pengelolaan anggaran buat pendidikan yang khusu ke umat kepada pemerintah daerah jika oknum pemerintah daerah salah Sasaran penempatannya manfaatnya tidak ada haya untuk kepentingan pribadi maupun golongan demi memperkaya diri sendiri dan golongannya, sebab sekolah-sekolah sewasta tidak kalah SDM nya dengan sekolah negri,para ustad,guru-guru di sekolah sewasta mereka semua pejuang tamap jasa sebab honor gaji mereka tidak cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari mereka,tapi ustad dan para guru tidak pernah mengeluhan honor gaji mereka kadang ada kadang juga ngak ada. Indonesia merdeka sudah 76 tahun sekian banyak pemimpin dari tingkat RT/RW,Camat,Bupati,Gubernur,DPR,Wakil-wakil rakyat,serta Ustad Maupun Kyai,Pendeta,Pastur Alim Ulama dan lain-lain kalau tidak menimba pendidikan tidak sekolah dalam arti kata buta huruf apa bisa menjadi pemimpin masyarakat serta umat di negri ini,nah jagan ditutup mata hati kita semua demi anak-anak muda generasi penerus bangsa ini kelak pungkas Kyai Ali Ridoh yang juga salah satu Kyai Karismatik dikabupaten Kuburaya ini.
Narasumber: Kamijo Senter DPW Kalbar.
Penulis:Nurjali Imo-Indonesia.
Editor Red : Liesna Ega 💻. Pewarta : Jono Darsono.