Suaramediaindonesia.com | Jum’at,28 Januari 2022.
SINGKAWANG | Menyikapi polemik yang terjadi perihal Gerbang Selamat Datang disekitar Bundaran AI Kota Singkawang, tokoh seni dan budaya tradisional Kota Singkawang yang akrab disapa JOHARI PION angkat bicara.
Menurut beliau, janganlah seenaknya punya niatan merobohkan bangunan/ gerbang warisan pendahulu Kota Singkawang. Jangan karena sentimen etnis, simbol simbol etnis tertentu mau dihilangkan lantas mau menonjolkan etnis tertentu pula,kearifan lokal digerbang itu ada, simbol simbol pemersatu bangsa juga ada.
“Alangkah lebih baiknya diperbaiki, di cat bareng- bareng secara swadaya jika pemkot tidak mampu, kami juga mampu,” ucap beliau ketika ditemui di lokasi gerbang.
“Saya juga ingin bertanya apakah sudah ada ijin perihal Videotron tersebut? ,jika tidak, siapa yang bertanggung jawab untuk membongkarnya,karena jika tak ada ijin itu artinya melanggar. Intinya saya dan kawan2 MENOLAK dan Siap mempertahankan gerbang tersebut,”ungkapnya.
Polemik gerbang itu muncul ke permukaan ketika pada hari kamis, tgl 27 januari 2022 akan dilaksanakan pembongkaran gerbang selamat datang. Sebagai gantinya telah dibangun gerbang baru oleh Pemkot Singkawang tak jauh dari gerbang lama yg di bangun pada jaman singkawang masih tergabung dengan Kabupaten Sambas.
Hadir dalam rencana itu unsur pimpinan dari Pemkot Singkawang yang diwakili oleh Wakil Wali Kota Singkawang yaitu Bpk Drs. H. Irwan Msi dan beberapa kepala dinas terkait. .senada dengan JOHARI PION.
Wakil Walikota sangat menyayangkan dengan rencana pembongkaran tersebut sekaligus meminta agar gerbang lama dipertahankan, karena didalamnya terdapat relief -relief dari etnis yang ada di Kota Singkawang yang mengandung , makna, arti sekaligus pesan moral bagi generasi muda Kota Singkawang.
Dalam kesempatan itu juga Wakil wali kota memberikan jaminan kepada seluruh warga yang datang bahwasanya, gerbang tidak akan dirobohkan dan akan melakukan kordinasi dengan unsur Forkopimda Kota Singkawang.
Setelah mendapat jaminan dri Wakil Walikota , akhirnya warga bubar dengan tertib.
Narasumber Pewarta: Jono Darsono. Editor Red : Liesna Ega.