BANDUNG BARAT, JABAR | Sebagai bangsa yang memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, patutlah bersyukur dan berbangga dengan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. Tidak semua bangsa memiliki bahasa nasional dan negara seperti halnya bangsa Indonesia. Sampai saat ini masih ada bangsa yang belum memilikinya seperti bangsa Indonesia sehingga mereka belum bisa memutuskan dengan pasti, bahasa mana yang akan digunakan.
“Tidak semua bangsa memiliki bahasa nasional dan negara seperti bangsa Indonesia, masih ada bangsa yang belum memilikinya seperti bangsa kita” ungkap Dadang A. Sapardan, Plt. Sekretaris Dinas Pendidikan yang mewakili Asep Dendih, Kepala Dinas Pendidikan saat pelaksanaan kegiatan Peringatan Bulan Bahasa di Aula SD Al Azhar Syifa Budi Parahyangan, Rabu (26/10).
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memeriahkan Peringatan Bulan Bahasa tahun 2022 dikemas dalam dua tema, Proses Kreatif dalam Penulisan dan Launching Buku. Kegiatan tersebut merupakan kerja bareng Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat dengan TBM Cibungur, Batujajar. Kegiatan Proses Kreatif dalam Penulisan, diisi dengan tampilan dua narasumber dalam bidang kepenulisan. Keduanya adalah Dani M. Akhyar dan Eriyandi Budiman.
“Kegiatan ini diisi oleh dua narasumber yang merupakan praktisi dalam kepenulisan,” kata Wildan Awaludin yang menjadi ketua panitia kegiatan.
Dalam paparannya, Dani yang menjabat sebagai Head of Developmen PT. Smartfren menjelaskan bahwa begitu banyak tantangan merealisasikan berbagai ide dan pemikiran dalam bentuk tulisan di tengah disrupsi digital. Berbagai kanal informasi dapat dijadikan tempat untuk menyalurkan produk tulisan.
“Terdapat tantangan menulis di tengah disrupsi digital saat ini,” ungkapnya di depan para peserta.
Selanjutnya disampaikan pula bahwa disrupsi digital menjadi tantangan berbagai pihak, termasuk tantangan dunia pendidikan di Indonesia. Untuk menjawab masa depan tersebut, perlu dibangun konsep yang berorentasi pada pemecahan masalah dan kreativas. Menulis merupakan salah satu pemecah masalah masa depan.
Narasumber lainnya, Eriyandi Budiman mengungkapkan bahwa menulis bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, asal kita rajin menuliskan fenomena yang terjadi pada kita. Diperlukan kerajinan dan kecepatan dalam menangkap fenomena yang dihadapi. Dengan demikian, jangan biarkan fenomena tersebut berlalu begitu saja.
“Jangan biarkan fenomena yang dihadapi berlalu begitu saja di hadapan kita,” paparnya di hadapan peserta kegiatan.***
NARASUMBER PEWARTA : DS. EDITOR RED : LIESNAEGA.