Bandung Barat (SMI). Mahasiswa Jurusan Farmasi ITB, SMPN 4 Cipongkor dan Pemerintah Desa (Pemdes) Cintaasih Kecamatan Cipongkor Kab. Bandung Barat, mengadakan sosialisasi dan edukasi kesehatan -utamanya terkait gizi- stunting dan COVID-19. Desa tersebut merupakan wilayah binaan Himpunan Mahasiswa Farmasi (HMF) ‘Ars Praeparandi ITB dan GEBRAK Indonesia. Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu, (15/1/22) di SMPN 4 Cipongkor tersebut, mendapatkan sambutan antusias dari masyarakat dan warga Desa Cintaasih.
Seperti diketahui, IPM Indonesia masuk kategori menengah ke bawah. Meski IPM Indonesia mengalami tren kenaikan, namun percepatan pembangunan manusia negara-negara lain membuat peringkat Indonesia pada IPM antar bangsa cenderung menurun -dari urutan 110 pada 2015, 113 pada 2016 dan 116 pada 2018- Harapan hidup dan kecerdasan manusia Indonesia sudah terganggu sejak dini, karena termasuk ke dalam negara berkategori gizi buruk akut dan kronis. Hal tersebut berdasarkan data riset kesehatan dasar 2018, dimana 30,8 persen Balita negeri ini mengalami stunting yang sangat tinggi, jauh dari target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 20 persen. Demikian juga dengan kasus Balita dengan gizi buruk dan gizi rendah, angkanya masih 17,7 persen yang diterapkan organisasi tersebut.
Sementara itu, latar belakang kegiatan di atas, yaitu berdasarkan hasil social mapping pada tahun 2018 yang menunjukkan bahwa sarana kesehatan di Desa Cintaasih yang relatif masih minim dan hasil survey yang dilakukan pada 2021 dimana sebagian masyarakat membutuhkan informasi terkait gizi, serta dari data yang sudah dikumpulkan juga menunjukkan masih terdapat angka stunting di Desa Cintaasih. Sehingga Himpunan Mahasiswa ‘Ars Praeparandi ITB bersama dengan GEBRAK Indonesia melaksanakan salah satu upaya untuk meningkatkan edukasi dan literasi kesehatan warga desa Cintaasih dengan materi target terkait gizi, stunting, dan COVID-19.
Adapun materi COVID-19 yang disampaikan melalui media video dan presentasi diharapkan mampu meningkatkan kembali kesadaran warga desa terhadap bahaya penyebaran COVID-19, serta pentingnya mematuhi protokol kesehatan di era pandemi ini. Warga cukup aktif bertanya mengenai hal-hal yang dialaminya berkaitan dengan materi target.
Selain berbagi informasi terkait gizi, stunting, dan COVID-19, Himpunan Mahasiswa ‘Ars Praeparandi ITB bersama dengan GEBRAK Indonesia juga melakukan praktik pembuatan makanan bergizi dari bahan utama daun kelor, yang merupakan superfood karena kandungan gizinya yang sangat banyak. Selain itu juga dilakukan pembagian benih kelor dan poster yang memuat konten materi dapat dibaca dengan mudah oleh warga. Selain itu, sejumlah kiat kesehatan sebagai bentuk ajakan untuk hidup lebih sehat dan menjalankan protokol kesehatan, dan dilakukan juga pembagian alat timbang digital anak dan bayi kepada delapan Posyandu yang ada di Desa Cintaasih.
Secara umum, kegiatan sosialisasi kesehatan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat tentang petingnya gizi yang baik untuk keluarga serta pencegahan COVID-19. Untuk mewujudkan program tersebut, pada Minggu (9/1/22) juga sudah dilaksanakan kegiatan pendidikan kader. Para kader ini dipilih dari perwakilan Posyandu yang terdapat di Desa Cintaasih. Semuanya diharapkan menjadi pioneer untuk membantu mewujudkan efek ‘sustain’ dari program yang telah dijalankan.
Di sisi lain, Ketua Pelaksana program tersebut, Riza Amalia, mahasiswa Sains dan Teknologi Farmasi ITB angkatan 2018, mengungkapkan program yang dijalankan mendapatkan respon yang positif dari Warga Desa Cintaasih, dan mendapat dukungan penuh dari pihak stakeholder Desa Cintaasih. Sehingga pihaknya berharap program di atas benar-benar akan memberikan manfaat yang sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan.
Di sisi lain, Kepala SMPN 4 Cipongkor, Hartono M,M,Pd, sangat mengpresiasi kegiatan yang diprakarsai HMF ITB dan Pemdes Desa Cintaasih yang mengundang para kader dan orang tua siswa. Menurutnya, SMPN 4 Cipongkor termasuk berada di daerah yang sangat memerlukan program kesehatan seperti ini. Oleh karena itu, hal ini diharapkan dapat berdampak pada kesehatan dan peningkatan IPM di lingkungan Cipongkor pada umumnya.
Hal senada disampaikan Kepala Desa Cintaasih, Deden Iban Saiban, yang mengucapkan terima kasih kepada para mahasiswa Sains dan Teknologi Farmasi ITB dan pada SMPN 4 Cipongkor yang sudah memfasilitasi program di atas. Ditandaskannya, program sosialisasi stunting ini masuk ke dalam skala prioritas pihaknya. Oleh karena itu, dengan keterbatasan anggaran dan SDM yang dimilikinya, dirinya dan Pemdes menyambut antusias kehadiran kegiatan yang diprakarsai para mahasiswa dan SMPN 4 Cipongkor. Diharapkannya hal ini akan membantu percepatan penuntasan stunting di daerahnya.
Narasumber: Yayan Budiana, S.Pd., M.Pd. – Pewarta: dasARSS- Editor Redaksi: Liesna Ega