BULUKUMBA | Awak media ini Menyambangi kediaman Sunarti (43) yang berada di Jln. Gajah mada, Kelurahan Loka, Kecamatan Ujung Bulu ,Kab. Bulukumba,untuk konfirmasi terkait beredarnya video di Group facebook tentang pelayanan terhadap keluarga Sunarti, yang gagal melahirkan di Puskesmas Caile.
Kronologisnya menurut Syifa Fauzi, saat itu Ia di antar keluarga ke puskesmas,tepatnya Hari Senin Tanggal 17 Januari 2022,Pukul 17.15 sore,setibanya di Puskesmas dan mendapatkan pelayanan pertama oleh petugas atau tenaga kerja di Puskesmas Caile, Salahsatu tenaga bidang kesehatan di Puskesmas tersebut mengatakan ,bahwa” air ketuban sudah pecah dan sudah masuk pembukaan 7 (tujuh), tidak lama lagi akan melahirkan,” tuturnya.
Dan beberapa saat kemudian keluarga Syifa Fauzi, kembali bertanya “berapa jam keamanan untuk anak dan ibu setelah pecah air ketuban. Dan Salahsatu bidang kesehatan di Puskesmas menjawab ” 4(Empat jam), sabar sebentar lagi akan melahirkan dan ini sudah masuk pembukaan (Delapan), ibu dan anak aman ,tidak ada yang bermasalah. Namun keluarga Syifa Fauzi, merasa ada yang aneh ,karena sudah Pukul 21.00 , dan di jawab oleh bidang (SI) bahwa Pukul 22.00 akan melahirkan dan setelah jam 22.00. Menurut Keluarga Syifa Fauzi, belum ada tanda tanda kalau Syifa Fauzi, akan melahirkan,”ujarnya.
Lanjutnya,pada Pukul 23.30 malam, salahsatu petugas di puskesmas menyampaikan kapada keluarga Syifa Fauzi, kalau Syifa Fauzi, butuh dua kantong darah ,dan akan di rujuk ke RSU(Rumah Sakit Umum )Sultan Daeng Raja. Setelah sampai di RSU Bulukumba Sultan Daeng Raja, keluarga Syifa Fauzi, kaget dan kecewa ,karena merasa telah di bohongi oleh pihak Puskesmas Caile,” tuturnya.
Menurut yang disampaikan pihak RSU Bulukumba Sultan Daeng Raja, bahwa “Syifa Fauzi, telah melahirkan dengan operasi ceasar dan bayi harus dirawat di inkubator , karena pengaruh air ketuban yang pecah ,dan kalau bayi di bantu pernapasan, itu artinya tidak lahir normal, apalagi bayi sempat mengalami sesak napas,”ungkapnya.
Menurut Sunarti, terkait dengan permasalahan ini Saya sudah di pertemukan dengan Ibu Kepala Puskesmas (Kapus), dan beliau telah meminta ma’af sebagai perwakilan atas apa yang di lakukan oleh bidang (SI) bawahan nya kepada keluarga kami. Dan kami tidak terima kalau tidak di pertemukan langsung ,dan tentunya juga Kita semua berharap ,setelah kejadian ini, tidak ada lagi ada pasien yang mengalami seperti halnya keluarga Kami,”ujar Sunarti.
lanjutnya, ” kemudian tidak ada surat tertulis sebagai pernyataan ma’af atas adanya kejadian yang menimpa keluarga Kami ,dan Kami meminta kepada pihak Bidang Kesehatan Puskesmas mau meminta ma’af kepada pihak keluarganya secara langsung ,”Pungkasnya.
Kepala Puskesmas Caile yang di temui awak media di ruangan kerjanya (Ibu Kapus)menyampaikan,bahwa “Sehari setelah kejadian itu Saya dan Pak Lurah temui Ibu Sunarti dan Suaminya di RM Sulawesi. Dan Kita semua telah meminta ma’af langsung atas nama bidang (SI) atas nama puskesmas dan pelayanannya,”ujar Kapus.
“Iya Kita terima dan lihat dulu yang penting ibu dan bayi selamat”. Dan sampai saat ini Kami tetap mengontrol di rumah sakit sampai semua berjalan dengan baik ,dan tidak ada masalah,setelah Kami kordinasi dengan pihak rumah sakit, (Delapan jam) batas yang sebenarnya, kalau dikatakan terlambat dirujuk 4 jam itu batas pemeriksaan, dan petugas rumah sakit mengatakan ,bahwa air ke tuban masih merembes, untuk pelayanan Kami kordinasi dengan pihak rumah sakit, bagaimana caranya supaya ibu dan bayi selamat,”ungkap Kapus kepada awak media ini .
“Selain kasus ini pun ,ketika anak- anak bayi mengalami diabetes, Inkubator bayi juga dapat digunakan untuk merawat bayi sehat yang terkena jaundice ,dengan menambahkan sinar khusus yang berfungsi sebagai fototerapi. Sedangkan lahir normal saja yang membutuhkan perawatan Kita tetap masukkan ,di pelayanan ,”tuturnya kembali.
Terkait dengan permintaan darah,memang betul, karena ada program 1 (satu) ibu hamil ada 4 (empat) ,yaitu calon pendonor darah yang harus di persiapkan, meskipun semuanya tidak terpakai itu wajib ada, karena kejadian pada saat persalinan Kita tidak pernah tau, dan itu untuk mengantisipasi kalau darahnya terpakai,tapi alhamdulillah itu sudah siap ,kalau tidak itukan bisa membantu orang lain, kalau memang sudah di ambil darahnya, intinya tetap mempersiapkan pendonornya,”jelasnya kembali.
“Dan kalau penyampaian pembukaan dari puskesmas setempat dan pihak rumah sakit berbeda ,itu wajar karena tanganyang menanganinya beda-beda, ada yang besar ,dan ada yang kecil, itulah kenapa ada yang bilang empat lima atau enam, dan itu selalu di koordinasikan ,pemeriksaan yang begitu tidak boleh kaku ,karena yang namanya orang melahirkan tidak bisa Kita pastikan, kalau sebentar lahir jam sekian, belum tentu pas waktu itu ,tergantung phisik dan istirahatnya pasien, dan itu sudah Kami jelaskan , Saya juga kordinasi terus dengan pihak rumah sakit, dan menurut pihak RSU sendiri ibunya sudah pulang,dan kenapa anaknya belum pulang, karena masih ada obat yang perlu di masukkan ke dalam tubuh sang Bayi,”Pungkasnya.
Terkait pernyataan yang ada dalam video apa yang di katakan tersebut, karena dalam suasana kepepet dan dia di tunjuk-tunjuk ,dan Saya juga sudah mendalami video nya, maksudnya itu” untung saja ini juga sudah tertolong bu, kKta sudah melakukan antisipasi rujukan”, dan di saat kondisi seperti itu Kita terkadang tidak berbicara normal seperti yang di inginkan semua pihak,”jelasnya konfirmasi terkait Videonya.
” Dan untungnya tidak ada keracunan karena air ketuban tersebut, dan sejauh ini tidak ada masalah, dan Kami tetap kontrol di rumah sakit ,dan bayinya sudah mulai belajar menyusui, itu hasil terakhir komunikasi Kami yang diberikan bagian informasi pihak rumah sakit,” Tutupnya.
Narasumber Pewarta :Heril Lbd. Editor Red : Ega.