Suaramediaindonesia.com | Rabu, 6 Oktober 2021.
BANDUNG, JAWA BARAT | Pembobolan 6 toko yang terjadi di ITC Kebon Kelapa Bandung dengan modus menghancurkan gembok kembali terulang. Bahkan menurut informasi yang diperoleh dari sebulan terakhir telah terjadi 3 kali pembobolan.
Saat awak media menemui Dean yang merupakan salah satu korban pembobolan pemilik toko kios mengatakan, “Kejadian pembobolan toko kios dalam sebulan ini sudah 3 (tiga) kali terjadi dengan modus yang sama yaitu menghancurkan gembok,” terangnya yang mengaku kehilangan 1 buah handphone dengan kerugian sebesar Rp.800.000,-
“Pembobolan diduga ketika para pedagang semua sudah pulang yang mana hal itu selayaknya menjadi tanggung jawab pengelola,” ujar Dean di ITC Kebon Kelapa Lt.3 Blok A-9 No 5, Selasa (5/10/2021).
“Saya berharap di gedung lantai 3 ini ada yang jaga, karena selain para pedagang yang sekitar pukul 19.00 WIB sudah pada pulang, diatas ada putsal yang buka hingga pukul 21.00 WIB,” katanya.
“Dalam sebulan ini sudah 3 kali kebobolan, yang pertama warung kebobolan, yang ke 2 toko Asus juga kebobolan yang menyebabkan hilang laptop dan semenjak kebobolan toko Asus sampai sekarang tidak buka lagi dan kali ini yang parah, sebanyak 6 (enam) toko kios kebobolan,” ujar Dean.
“Saat melapor ke pengelola masa bilangnya hal itu karena kelalaian pedagang dengan alasan pukul 19.00 WIB masih ada orang di sini, padahal kejadian pembobolan ketika pedagang sudah pada pulang,” ucapnya.
“Selain itu, pihak pengelola bilang ini adalah musibah. Memang benar ini musibah namun ini kelalaian siapa? yang jelas kalau terus begini para pedagang jebol dong,” ungkapnya.
“Dengan kejadian ini kami mengharapkan pengelola lebih memperketat keamanan yang selama ini kurang bahkan nyaris tidak ada scurity yang ngecek ke lantai 3, apakah tugasnya hanya tutup gerbang aja?,” tanya Dean dengan kesal.
“Waktu PPKM saya pernah buka sampai pukul 19.00 WIB dan saat itu nggak ada scurity yang datang atau menegur,” ucapnya.
“Tentunya Kami berhak mendapatkan fasilitas keamanan karena disini kami membayar kewajiban seperti membayar listrik, service cas sebesar 300 lebih setiap bulannya kepada pengelola, karena kalau enggak bayar kan ditutup oleh pengelola ,” paparnya.
Ditempat terpisah, pemilik toko kios Brabus H. Aming yang kehilangan 2 (dua) buah laptop dan 1 (satu) adaptor mengatakan, “Dari sisi keamanan saya merasa aneh, karena kejadian ini terus terulang dengan modus yang sama. Akibatnya saya kehilangan 2 laptop dan 1 adaptor dengan kerugian sebesar Rp9.000.000,- ,” ungkapnya.
“Saya berharap scurity dapat bekerja dengan sungguh-sungguh untuk memberikan rasa keamanan bagi para pedagang, kalo masih seperti ini pedagang merasa khawatir,” ungkapnya.
“Saya memiliki 3 (tiga) toko kios disini, yang mana satu toko kiosnya saya membayar kewajiban seperti pembayaran listrik service cas kurang lebih Rp 400.000,-/bulan. Dengan kewajiban beban yang diberikan kepada kami para pedagang tersebut tentunya kami berharap pengelola dapat memberikan fasilitas keamanan, tolonglah tanggung jawab, berikan fasilitas keamanan kepada kami para pedagang dengan menugaskan scurity secara berkala dan mengaktifkan CCTV agar jika ada hal-hal seperti ini dapat terlacak,” jelasnya.
“Saya sebagai pedagang ingin aman dan nyaman, pihak pengelola harus bertanggungjawab dan harus bertindak cepat dalam menangani permasalahan para pedagang, tolong diperhatikan dan bantu karena kami disini membayar iuran setiap bulannya,” tegas H. Aming.
Sementara itu, saat awak media melakukan wawancara, Rizky salah satu pemilik toko kios yang juga pernah kebobolan dan mengaku kehilangan 1 buah kamera serta 1 buah laptop dengan kerugian sebesar Rp 7.000.000,- menambahkan, “Ketika saya lapor ke Scurity dan pihak pengelola jawabannya akan segera di tindak lanjuti,” terang Rizky.
“Harapan saya pihak pengelola bertanggungjawab akan keamanan para pedagang karena kejadian pembobolan terlihat di CCTV dilakukan pada dini hari,” katanya.
“Hasil rapat kemarin kita telah sepakati bahwa scurity akan mengontrol dan mengingatkan para pedagang, sayangnya kesepakatan tersebut belum dilakukan. Yang ke 2 (dua) saya berharap kebersihannya ditingkatkan agar bersih dan nyaman,” tutup Rizky.
Selanjutnya awak media menemui Ketua Asosiasi Pedagang Kebun Kelapa (APIK). Saat ditemui H.A.Teddy membenarkan pembobolan 6 (enam) toko kios di ITC Kebon Kelapa.
“Polsek regol menyikapi cepat dengan mendatangi TKP pembobolan di 6 toko ITC Kebon Kelapa. Menyikapi hal itu saya tadi juga menyisir lokasi-lokasi yang memungkinkan dijadikan akses kejahatan dengan menutup akses tersebut,” terangnya.
“Tentunya kami berharap pihak manajemen melakukan evaluasi agar pembobolan toko kios tidak terjadi kembali dengan merubah sistem keamanan yang lebih baik dan berkolaborasi dengan para pedagang,” ucapnya.
“Untuk sisi keamanan seperti CCTV memang hanya 4 titik yang aktif sementara CCTV yang lainnya sudah lama sekali tidak aktif, tadi katanya akan segera dipasang lagi di 3 titik,” ungkap Teddy.
“ITC Kebun Kelapa memiliki 2700 toko kios yang mana kini terisi menjadi 478 kios. Dengan gedung sebesar ini dulu ada 60 orang scurity namun kini hanya ada 14 orang scurity, tentunya kurang, kami berharap ada penambahan scurity,” pungkas H.A.Teddy Ketua Asosiasi Pedagang Kebun Kelapa (APIK).
Narasumber Pewarta : Teddy Supriatna. Editor Redaksi : Liesna Ega.