BANDUNG BARAT, JABAR | Mencermati dinamika kehidupan yang berkembang saat ini, pendidikan Indonesia tengah menghadapi tantangan masa depan yang cukup krusial. Untuk dapat manghadapi tantangan ini, diperlukan penerapan kebijakan strategis, termasuk kebijakan dalam ranah pendidikan.
Kehidupan abad ke-21 diwarnai dengan masuknya ranah revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0 serta kehidupan milenial. Keberadaan kedua warna kehidupan tersebut diperkuat pula dengan merebaknya pandemi Covid-19.
Ketiga fenomena kehidupan tersebut melahirkan tantangan nyata kehidupan yang membutuhkan penerapan strategi tertentu dalam menyikapinya. Strategi kebijakan yang dibutuhkan tentunya dalam kaitan dengan ranah pendidikan.
Dalam ranah pendidikan, upaya yang perlu dilakukan adalah meningkatkan performa guru menjadi sosok profesional. Dengan peningkatan performa guru, dimungkinkan akan menghasilkan siswa dengan out put dan out comes yang sesuai dengan kebutuhan kehidupan masa kini dan masa depan.
Untuk mencapai out put dan out comes demikian, dapat dilakukan dengan melakukan penguatan terhadap pola pembelajaran yang yang menjadi tugas pokok setiap guru. Pola pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan masa kini dan masa depan siswa harus terus dikampanyekan oleh para pemangku kepentingan.
Pola pembelajaran yang diimplementasikan harus merupakan jawaban atas penyiapan kecakapan abad ke-21.Mengacu pada berbagai literatur pendidikan, sosok guru dapat dianggap sebagai guru profesional bila memiliki beberapa kemampuan, yaitu: membuat perencanaan, mampu mengubah pola pikir, berani bersikap kritis, memiliki ide inovatif, dan bersikap kreatif.
Untuk dapat melahirkan sosok guru demikian, bukanlah perkara mudah, tetapi harus dilakukan dengan penerapan kebijakan yang tepat.
Langkah memosisikan guru menjadi sosok professional tidak dapat dilakukan dengan kebijakan serampangan, tatapi harus dilakukan dengan formulasi tersendiri sehingga menjadi kebijakan yang terstruktur, sistematis, dan masiv.
Melalui langkah tersebut dimungkinkan mengarah pada peningkatan kualitas guru menjadi sosok profesional yang dapat mengantarkan siswa berkualitas sebagai output dari proses pembelajaran.
Upaya yang dapat dilakukan oleh setiap pemangku kepentingan untuk mendorong para guru sehingga menjadi sosok profesional, di antaranya melalui penerapan program yang tepat. Salah satu program yang memungkinkan dilakukan adalah menerapkan program lesson study pada komunitas guru.
Sekilas tentang Lesson Study
Lesson study merupakan suatu model pembinaan guru melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan kolegalitas dan mutual learning untuk membangun learning community. Melalui lesson study, setiap guru memiliki kesempatan luas dan terbuka guna melakukan pengkajian terhadap berbagai hal teknis terkait dengan perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Melalui kegiatan lesson study, simulasi pembelajaran dilakukan dalam suasana konkret dan alamiah dengan tanpa kemasan. Kegiatan ini pun akan membiasakan para guru bekerja secara kolektif. Dalam situasi demikian, berbagai permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh setiap guru dapat dijadikan bahan kajian bersama, sehingga pada akhirnya akan ditemukan solusi terbaik guna penyusunan perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Solusi terbaik inilah yang menjadi landasan dan tindak lanjut guru dalam melaksanaan pembelajaran di kelas mereka masing-masing.
Dalam pelaksanaan lesson study terdapat tiga tahapan yang harus dilalui oleh para pelaksananya. Tahapan awal dari kegiatan ini adalah penyusunan perencanaan (plan). Dilanjutkan dengan pelaksanaan (do) pembelajaran berdasarkan perencaan yang disusun. Kegiatan diakhiri dengan refleksi (see) untuk melihat kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran.
Ketiga tahapan tersebut menjadi siklus yang harus dilakukan sehingga pada akhirnya melahirkan hasil yang sesuai dengan target capaian pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan lesson study bisa berlangsung dalam dua siklus ataupun lebih.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan lesson study adalah pembentukan kelompok lesson study, pemokusan program lesson study, penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan dibarengi observasi oleh seluruh anggota kelompok lesson study, pelaksanaan refleksi dan analisis proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, serta perencanaan pembelajaran untuk siklus selanjutnya.
Lesson study dapat dalam kelompok kecil, maupun kelompok besar. Lesson study dilakukan dengan basis sekolah ataupun dengan basis komutitas guru, seperti KKG dan MGMP. Lesson study berbasis sekolah termasuk lebih mudah dilakukan karena jumlah peserta relatif sedikit. Kendalanya terkait dengan heterogenitas penugasan guru pada beberapa mata pelajara—untuk jenjang SMP dan SMA—atau pada kelas yang berbeda—untuk jenjang SD. Dengan kendala demikian, hasil dari pelaksanaan lesson study dimungkinkan mengalami pembiasan karena tidak terfokus pada satu core pembelajaran yang relatif sama.
Akan halnya dengan jenjang SMP dan SMA, dapat dilakukan dengan guru yang relatif homogen dalam penugasan, tetapi tergolong kelompok kecil karena jumlah gurunya masih terbatas.
Untuk membangun dan mengembangkan proses diskusi dalam pelaksanaan lesson study dengan pelibatan banyak anggota kelompok serta pengondisian pada kelompok yang relatif homogen dalam penugasannya, lesson study berbasis KKG dan MGMP dimungkinkan menjadi alternatif yang paling efektif dan efisien.
Sekalipun demikian, perencanaan waktu pelaksanaannya harus dilakukan secara matang sehingga tidak mengganggu tugas pokok guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelasnya masing-masing. Ketidakmatangan dalam perencanaan akan berakibat pada ketidakkonsistenan guru dalam menghadiri setiap sesi dalam lesson study. Kalaupun para anggota dapat konsisten hadir, dimungkinkan kegiatan ini akan mengganggu ritme pelaksanaan pembelajaran di kelas mereka. Siswa yang seharusnya menerima layanan pembelajaran dari guru akan terbengkalai.
Berdasarkan paparan di atas, pelaksanaan lesson study berbasis sekolah atau berbasis KKG dan MGMP dimungkinkan menjadi langkah alternatif yang dapat diimplementasikan dalam upaya mendorong tampilan guru menjadi sosok profesional. Sosok inilah yang menjadi harapan dari para pemangku kepentingan pendidikan dalam upaya menyiapkan siswa sebagai output yang siap menghadapi tantangan kehidupan kekinian dan kemasadepanan.
SIMPULAN :
Guru menjadi salah satu standar pada sisi in put dan menjadi indikator yang dapat memberi kontribusi terhadap optimalisasi peningkatan kualitas pendidikan. Berbagai upaya harus dilakukan oleh para pemangku kepentingan guna melakukan treatment terhadap guru sehingga menjadi sosok professional. Dengan peningkatan performa guru menjadi sosok profesional, dimungkinkan akan menghasilkan siswa dengan out put dan out comes yang sesuai dengan kebutuhan kehidupan masa kini dan masa depan.
Untuk mencapai out put dan out comes demikian, dapat dilakukan dengan melakukan penguatan terhadap pola pembelajaran yang yang menjadi tugas pokok setiap guru. Pola pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan masa kini dan masa depan siswa harus terus dikampanyekan oleh para pemangku kepentingan. Salah satu kebijakan yang dapat dilakukan adalah mendorong para guru sehingga sehingga menjadi sosok professional, di antaranya melalui penerapan program lesson study.
Pelaksanaan lesson study berbasis sekolah atau berbasis KKG dan MGMP dimungkinkan menjadi langkah alternatif yang dapat diimplementasikan, sehingga mereka menjadi sosok pengantar siswa menjadi output yang siap menghadapi tantangan kehidupan kekinian dan kemasadepanan dengan kepemilikan kecakapan abad ke-21. ****
Narasumber Pewarta : DasARSS IINews Jabar. Editor Red : Liesnaega.