Suaramediaindonesia.com | Kamus, 23 Desember 2021.
Ngamprah , Bandung Barat | SMPN 2 Ngamprah Bandung Barat berhasil meraih predikat sebagai sekolah Adiwiyata tingkat Nasional 2021. Pencapaian yang luar biasa ini menambah deretan prestasi sekolah di Kabupaten Bandung Barat selama tahun 2021. Selain sekolah tersebut, juga SMPN 2 Padalarang meraih predikat yang sama.
Hal di atas disampaikan Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat, Rustiyana. Disampaikannya capain yang diraih SMPN 2 Ngamprah sungguh membanggakan pihaknya. Hal ini patut diapresiasi mengingat Adiwiyata merupakan prestasi tertinggi di bidang lingkungan hidup yang diraih sebuah satuan pendidikan.
“Selamat kepada SMPN 2 Ngamprah atas prestasinya sebagai Sekolah Adiwiyata tingkat Nasional. Kami sangat mengapresiasi prestasi yang diraihnya. Hal ini sungguh membanggakan, mengingat Adiwiyata merupakan prestasi tertinggi yang diraih sebuah sekolah dalam memberdayakan serta melestarikan lingkungan hidup. Semoga prestasi ini menjadi stimulus sekolah lain untuk meraih penghargaan serupa, dan dapat mencontoh kinerja SMPN 2 Ngamprah, sehingga semakin mengharumkan nama Kab. Bandung Barat di tingkat yang lebih tinggi lagi,” ungkapnya, Kamis (23/12/21)
Sementara itu, Kepala SMPN 2 Ngamprah, Agus Samsu Permana, mengungkapkan prestasi yang diraihnya merupakan hasil kerja sama yang solid tim Adiwiyata sekolah dengan seluruh warga sekolah. Pihaknya pun mengucapkan terima kasih atas dukungan penuh Pemerintah Kab. Bandung Barat, Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat, termasuk para wakil rakyat melalui Ketua DPRD KBB yang secara khusus menyokong program Adiwiyata SMPN 2 Ngamprah. Hal ini pun terlihat dari sejumlah apresiasi dari Plt. Bupati Bandung Barat, Hengki Kurniawan, dan Ketua DPRD KBB, Rismayanto, yang mengirimkan karangan bunga khusus kepada SMPN 2 Ngamprah sebagai ungkapan rasa bangga dan syukur atas prestasi di atas.
Ditambahkannya, capaian sekolah yang dipimpinnya menambah rangkaian prestasi yang diraih SMPN 2 Ngamprah, setelah sebelumnya telah menjadi salah satu Sekolah Penggerak yang diprogramkan oleh pemerintah melalui Kemendikbudristek.
Di sisi lain, Isrifah, Wakasek Humas yang merupakan Koordinator Adiwiyata SMPN 2 Ngamprah, mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi di atas. Menurutnya, capaian ini merupakan kerja keras tim dan support dari seluruh pihak yang selalu membantu mulai dari persiapan seleksi tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional. Selain itu, sejumlah instrumen penilaian, mulai dari kelengkapan administrasi, serta dokumentasi-dokumentasi lainnya, menjadi salah satu faktor keberhasilan SMPN 2 Ngamprah meraih Adiwiyata tingkat nasional.
“Kami merasa bangga dengan capaian SMPN 2 Ngamprah sebagai sekolah Adiwiyata Nasional. Menuju calon sekolah Adiwyata Nasional (CSAN), kami bekerja keras dengan mengikuti seleksi berjenjang, yaitu mulai dari dikukuhkannya sebagai sekolah Adiwyata tingkat Kabupaten dan tingkat Provinsi Jawa Barat. Penilaian berdasarkan kelengkapan administrasi yang merupakan penjabaran dari situasi di lapangan, yaitu berupa pengisian kuesioner yang dilengkapi dengan foto dan video tentang keadaan sekolah dan administrasi,” ungkapnya.
Ditambahkan Isrifah, sejumlah hal yang baru dalam kuesioner terkait administrasi yang harus ada di CSAN tahun ini, yakni penyusunan IPMLH (Identifikasi Potensi dan Masalah Lingkungan Hidup), berupa pemetaan potensi dan masalah lingkungan hidup sekolah dan lokal/daerah dengan memperhatikan isu lingkungan hidup global. Gerakan peduli budaya lingkungan hidup sekolah (GPBLHS) yang merupakan perencanaan 1-4 tahun, serta capaian dari perencanaan itu disertai pemantauannya.
Di kesempatan lain, Nursity Nurlaeli, Sekretaris Program Adiwiyata SMPN 2 Ngamprah, menyatakan untuk inovasi, SMPN 2 Ngamprah telah membuat “SINCAN DORA” (mesin pencacah sampah dan bisa dipakai olah raga), sebuah alat pencacah sampah berbentuk sepeda. Selain itu, inovasi dalam minuman juga, sekolah telah mengangkat lidah buaya yang merupakan tanaman di kebun sekolah menjadi minuman segar dengan nama “miseli” (minuman segar lidahbuaya) yang diharapkan ke depannya menjadi minuman ‘icon’ SMPN 2 Ngamprah, serta untuk mendorong di bidang kewirausahaan.
Senada dengan Rustandi, Wakasek Kurikulum, yang menandaskan predikat sebagai sekolah Adiwiyata merupakan kolaborasi seluruh warga sekolah. Ditandaskannya, raihan tersebut dapat dipertahankan dan semakin ditingkatkan kualitas pelaksanaannya.
“Harapan saya sebagai guru SMPN 2 Ngamprah adalah bahwa dengan meraih predikat Sekolah Adiwiyata Nasional, bisa dipertahankan dan ditingkatkan. Serta ada kolaborasi yang lebih baik dari semua Warga SMPN 2 Ngamprah. Karena mempertahankan sangat sulit daripada meraihnya,” tandasnya.
Narasumber : Adhyatnika Geusan Ulun –disdikkbb.org – Pewarta: DassARS – Editor Redaksi: Liesna Ega