Suaramediaindonesia.com | Selasa, 7 Desember 2021.
OPINI
BANDUNG BARAT | Sekolah merupakan ekosistem yang harus memberi nuansa pembelajaran dengan nuansa nyaman terhadap seluruh ekosistem sekolah terutama kepada setiap siswanya. Melalui sekolah siswa diajak untuk pembelajar tentang materi yang sekiranya dapat menjadi bekal mereka dalam kehidupan masa kini dan masa depannya.
Sekolah harus menjadi ekosistem efektif dan strategis sehingga dapat menyiapkan seluruh siswanya agar mampu survive dalam mengarungi kehidupan masa depan yang diwarnai dengan berbagai perubahan. Dengan demikian, sekolah harus dibangun dan dikembangkan menjadi ekosistem kehidupan yang memiliki visi futuristik, yaitu ekosistem yang paham terhadap perubahan kehidupan masa depan dengan fenomena ke-masiv-an perubahan. Dengan kata lain, sekolah harus menjadi laboratorium kecil dari kehidupan masa kini dan masa depan yang akan dihadapi setiap siswanya.
Sekolah harus diciptakan dengan nuansa ekosistem pembelajaran yang nyaman dan aman, sehingga dapat menjadi stimulus bagi seluruh siswa untuk melakukan pembelajaran secara optimal. Langkah pembangunan nuansa demikian harus dilakukan oleh sekolah dengan kepala sekolah sebagai leader-nya. Hal tersebut dimungkinkan karena dalam konteks ini kepala sekolah berperan ganda, sebagai opinion leader sekaligus sebagai decision maker dalam penetapan kebijakan sekolah. Kebijakan yang diambil, tentunya harus mendapat dukungan optimal dari seluruh ekosistem sekolah, sehingga kebijakan untuk melakukan penciptaan nuansa ekosisitem sekolah yang aman dan nyaman akan tercapai secara optimal.
Langkah yang memungkinkan dilakukan adalah menciptakan sekolah dengan nuansa adiwiyata. Dalam paparan ini, adiwiyata tidak dimaknai sempit sebagai program yang berefek pada pemberian reward tertentu bagi sekolah pelaksananya. Namun, adiwiyata dimaknai sebagai penciptaan suasana yang ideal untuk proses pembelajaran, sehingga akan tumbuh semangat kuat dari para siswa dan ekosistem sekolah lainnya untuk melakukan aktivitas, terutama aktivitas pembelajaran.
Dalam wilayah kebijakan pendidikan yang secara mikro menjadi kebijakan setiap sekolah, core program dari seluruh sekolah mengarah pada upaya mengimplementasikan penguatan pendidikan karakter, gerakan literasi sekolah, dan penyiapan kompetensi pemecahan masalah rumit/kompleks. Ketiga core kebijakan tersebut merupakan langkah strategis untuk menyiapkan kepemilikan kompetensi abad 21 dari seluruh siswa yang menjadi subyek pembelajaran. Mengacu pada pendapat para ahli bahwa tantangan sekolah saat ini adalah menyiapkan out put dan out come yang siap menghadapi kehidupan era kehidupan abad 21. Melalui formulasi ketiga kebijakan tersebutlah seluruh siswa yang saat ini sedang menggali ilmu pada berbagai sekolah, dimungkinkan untuk dapat mengimbangi persaingan kehidupan pada abad yang diwarnai dengan fenomena maraknya digitalisasi pada hampir semua ranah kehidupan.
Dengan demikian, upaya penciptaan nuansa adiwiyata oleh setiap sekolah bisa disinergiskan dengan program yang selama ini menjadi kebijakan implementasi penguatan pendidikan karakter pada setiap sekolah. Implementasi penguatan pendidikan karakter pada hakikatnya merupakan upaya untuk membangun dan menguatkan sikap-sikap positif pada seluruh siswa sebagai generasi masa depan kehidupan bangsa.
Adiwiyata dalam Kerangka Kebijakan Sinergis
Mengacu pada asal usul pembentukan katanya, adiwiyata merupakan gabungan dari dua kata, yaitu adi dan wiyata. Kata adi mengandung makna besar, baik, agung, ideal, atau sempurna. Sedangkan kata wiyata mengandung makna tempat seseorang mendapat pengajaran, pelajaran, ilmu pengetahuan, norma, dan etika dalam berkehidupan sosial. Berdasarkan kajian makna kata di atas, istilah adiwiyata sendiri dapat dimaknai sebagai tempat baik dan ideal yang digunakan untuk memproleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian, istilah kata adiwiyata pada konteks ini merujuk pada penciptaan suasana sekolah sebagai tempat belajar dan menggali ilmu yang baik dan ideal begi seluruh siswa.
Dilihat dari tujuannya, implementasi adiwiyata mengarah pada upaya penciptaan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, siswa, dan warga sekolah lainnya), sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan serta pembangunan berkelanjutan.
Dari tujuan yang terungkap di atas terdapat dua dimensi yang diharapkan atas implementasi program adiwiyata. Dimensi pertama mengarah pada program penciptaan yang pada akhirnya menjadi pembiasaan terhadap warga sekolah untuk menciptakan suasana baik dan kondusif dalam pelaksanaan pembelajaran. Dimensi kedua adalah mengkristalisasi pembiasaan yang telah dilakukan sehingga pada mereka dapat menjadi agen-agen masa depan dalam kaitan dengan penyelamat lingkungan untuk mendukung keberlanjutan pembangunan.
Narasumber : Dadang A Sapardan. Pewarta : DasSsar IiNews Jabar. Editor Red : Liesna Ega.