KEJAKSAAN AGUNG, JAKARTA – Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Adhyaksa, bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero), sukses menyelenggarakan Seminar Internasional bertajuk “Energi, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) untuk Memastikan Transparansi, Akuntabilitas, dan Perlindungan Data dalam Semangat Indonesia Emas 2045.
” Acara ini dihadiri oleh berbagai pakar, akademisi, dan pembuat kebijakan dari lembaga nasional dan internasional, semua berbagi visi membangun masa depan Indonesia yang berkelanjutan, inklusif, dan sejahtera.
Dalam sambutannya, Jaksa Agung Muda Intelijen (JAM-Intelijen) Prof. Dr. Reda Manthovani, S.H., L.L.M., menekankan bahwa ESG merupakan pilar penting menuju visi Indonesia Emas 2045, yaitu Indonesia yang berdaulat, sejahtera, dan dihormati secara global.
“Keberlanjutan dan tata kelola yang baik harus menjadi dasar setiap upaya kita untuk memastikan masa depan yang berkeadilan, makmur, dan tangguh bagi bangsa Indonesia,” ujar Prof. Reda.
Ia juga menyoroti peran penting energi berkelanjutan, dengan menambahkan, “Energi yang terjangkau dan bersih perlu menjadi prioritas, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG Nomor 7, untuk mendukung perekonomian Indonesia dan menjaga kelestarian lingkungan.”
Sebagai perusahaan energi terkemuka di Indonesia, PT Pertamina (Persero) dipuji atas komitmennya terhadap pengembangan energi ramah lingkungan.
Prof. Reda juga menekankan pentingnya kebijakan sosial yang memberdayakan rakyat Indonesia di tengah perubahan global.
“Akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan peluang ekonomi adalah kunci untuk mewujudkan masyarakat sejahtera,” ungkapnya.
Dalam menghadapi era digital, Prof. Reda menegaskan pentingnya perlindungan data dan keamanan digital.
“Di dunia yang semakin terhubung, tata kelola data yang baik sangat penting untuk memastikan keamanan setiap warga negara.”
Ia juga menegaskan bahwa tata kelola yang baik adalah fondasi dari transparansi dan akuntabilitas, yang pada akhirnya menjadi jalur untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. “Sistem peradilan yang adil, terbuka, dan berkomitmen pada supremasi hukum sangat penting untuk membangun masyarakat yang kokoh dan ekonomi yang tangguh.”
Prof. Reda menambahkan bahwa STIH Adhyaksa memiliki peran strategis dalam memfasilitasi diskusi akademik dan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam penerapan ESG secara komprehensif.
Di akhir sambutannya, Prof. Reda berharap seminar ini dapat menghasilkan ide-ide baru dan wawasan inspiratif untuk bersama-sama membangun Indonesia yang lebih transparan, akuntabel, dan aman.
“Indonesia Emas 2045 sudah di depan mata, dan hanya dengan kerja sama yang sinergis kita bisa mewujudkan bangsa yang adil, makmur, dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Acara ini juga menghadirkan beberapa pembicara terkemuka, antara lain Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara Dr. R. Narendra Jatna, Resident Legal Advisor for The United States Department of Justice, Office of Overseas Prosecutorial Development, Assistance and Training Tomika N.S. Patterson, Dean of Faculty of Law Reccep Tayyip Erdogan University Prof. Dr. Naim Demirel, Deputy Dean Academic Affair Universiti Teknologi MARA Dr. Muhammad Umar Abdul Razak, serta Chief Legal Counsel PT Pertamina (Persero) Atik Mulintika.
Sumber :
Jakarta, 7 November 2024
KEPALA PUSAT PENERANGAN HUKUM
Dr. HARLI SIREGAR, S.H., M.Hum. Pewarta: M Rido. Editor Red : LiesnaEgha.