SUARAMEDIAINDONESIA.COM | MINGGU, 28 AGUSTUS 2022.
BOGOR | Massa gabungan yang terdiri dari ormas, budayawan dan para aktivis Forum Peduli Kebun Raya Bogor (FP-KRB) menggelar aksi damai, dengan mengusung tema “Jumat Kramat Aksi Damai”, Jumat (26/8/22) di Gedung Balaikota Bogor.
Dalam kesempatan tersebut, Shinta A Mayangsari mengemukakan pendapat dan unek-uneknya di hadapan ratusan demonstran. Para demonstran sempat kecewa, karena diterima oleh Wakil Walikota Bogor, Dedy Rachim, bukan Walikota Bima Arya Sugiarto, yang kebetulan sedang menghadiri persiapan munas PAN.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Walikota menyampaikan bahwa semua tuntutan akan diterima, dan berharap aksi dilakukan secara damai yang mencerminkan budaya Kota Bogor.
Dalam sela waktu dengar pendapatnya, Shinta A Mayangsari, Didik Ponidi, dan Firman Hidayat mengemukakan penolakannya terkait Wisata Glow. Karena menurut pendemo, Wisata Malam Glow tidak punya manfaat bagi masyarakat,
dan Shinta sendiri menilai bahwa “Ini Kok Kebun Raya Bogor ada pergeseran ke dalam oligarki kapitalis.”
Dampak lingkungan dengan adanya wisata malam ini akan bertambah urgent yang menyebabkan habitat binatang-binatang merasa terganggu dengan hiruk pikuknya pengunjung dan penerangan lampu. Shinta sebagai praktisi lingkungan mengkhawatirkan ular-ular jenis berbisa mengganggu masyarakat sekitar dan pengunjung karena mereka merasa terganggu.
Dalam wawancaranya, Shinta pun merasakan banyak kejanggalan, “Kok bisa PT. MNR yang hanya penyelenggara _Event Organizer_ bisa dipercaya untuk mengelola Kebun Raya Bogor? Shinta juga sempat bingung karena pertunjukan lampu ini tidak ada unsur edukasinya, apalagi wisata malamnya, edukasi apa malam-malam di hutan?”
Setelah mengemukan SEPULTURA – Sepuluh Tuntutan Rakyat, yang diwakilkan oleh Didik Ponidi kepada Wakil Walikota Bogor, orasi di lanjutkan oleh adik-adik dari BEM yang mewakili kaum milenial. Rizki sebagai kaum milenial sempat mengungkapkan kekecewaannya dan mengemukakan dugaan adanya kapitalis yang berkedok konservasi edukasi.
Di akhir aksi, pendemo sempat dicegah menuju Kebun Raya Bogor, walau dengan negosiasi yang alot akhirnya pendemo diizinkan menuju PT. MNR, walau diguyur hujan, namun para peserta aksi tidak padam semangatnya. Masih dengan semangat mereka tetap berjaga di depan pintu konservasi.
Peserta aksi merasa sudah hilang kepercayaan kepada PT. MNR yang dianggap selama ini sudah banyak berbohong dengan berkedok riset mereka masih menjual tiket. Seperti tadi malam, saat perwakilan aksi masuk ke Kebun Raya Bogor sempat menemukan pengunjung yang katanya adalah undangan keluarga karyawan hal yg menurut Shinta lebih janggal.
Setelah tim perwakilan masuk melihat dan kembali ke rombongan, peserta aksi membubarkan diri dengan perasaan kecewa.
NARASUMBER : DJ/BY. PEWARTA : WINA PPWI. EDITOR RED : LIESNAEGA.