SUARAMEDIAINDONESIA.PRESS | SELASA, 19 APRIL 2022.
BANDUNG BARAT, JABAR | Sudah lebih dari dua tahun lamanya, pandemi Covid-19 melanda pendidikan, sehingga memaksa sekolah untuk merumahkan siswa. Karena Sekolah tidak menyelenggarakan pembelajaran dengan tatap muka semasiv sebelumnya, tetapi mengubah pembelajaran dengan jarak jauh, baik daring maupun luring.
Salah satu dampak dari pembelajaran jarak jauh tersebut adalah tidak terkontrol dengan baiknya siswa oleh pihak sekolah ataupun orang tua murid.
“Salah satu dampak dari pembelajaran jarak jauh tersebut adalah tidak terkontrol siswa oleh sekolah atau orang tua,” ungkap Dadang A. Sapardan, Kepala Bidang Pembinaan SD, Disdik Kab. Bandung Barat saat dimintai pendapatnya terkait efek negatif dari pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, Selasa (19/04/22).
Tidak jarang ditemukan berbagai penyimpangan perilaku siswa yang diperlihatkan sepanjang pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 ini. Beberapa waktu lalu, marak segerombolan siswa yang nongkrong di pinggir jalan dengan atribut tertentu sambil bersiap menghentikan kendaraan bak terbuka yang dapat mengangkut mereka ke tujuan yang tidak jelas.
Tidak sedikit pula para siswa yang terbawa arus pada kelompok gank motor dengan stigma negatif. Fenomena tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja, tetapi harus disikapi dengan bijak oleh sekolah bersama orang tua siswa.
“Fenomena penyimpangan tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja, tetapi harus disikapi dengan bijak oleh sekolah bersama para orang tua siswa,” jelasnya.
Di tengah kurangnya intensitas komunikasi antara guru dengan siswa karena pelaksanaan pembelajaran jarak jauh tersebut, sekolah harus membangun sinergitas dengan para orang tua siswa. Para orang tua siswa harus diajak untuk bersama-sama melakukan pengawasan terhadap aktivitas yang dilakukan anak-anak mereka.
Selama ini, komunikasi antara sekolah dengan para orang tua siswa sudah terbangun dengan memanfaatkan media sosial, di antaranya Whats App dan Instagram,”ungkap Dadang A. Sapardan, Kepala Bidang Pembinaan SD, Disdik Kab. Bandung Barat.
Karena itu, bila ditemukan gejala yang kurang baik dari para siswa, sudah selayaknya sekolah dan para orang tua untuk menyikapi dengan bijak. Intinya, bangun komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi yang baik di antara sekolah dan orang tua siswa, sehingga fenomena penyimpangan tersebut tidak terlanjur mengkristal.
“Bangun komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi yang baik di antara sekolah dan orang tua siswa,” pungkasnya pada awak Media Infoindonesianews.press. ***
NARASUMBER : DasARSS. PEWARTA : LIESNA EGA /BABAN IINEWS JABAR. EDITOR RED : LIESNA EGA.