Suaramediaindonesia.com | Selasa, 23 November 2021.
LEBAK | Setelah sehari sebelumnya ruang kelas SMPN 2 Gunungkencana roboh, hari ini Selasa (23/11/2021) sekitar pukul 13.00 WIB ruang Laboratorium (Lab) milik SMPN 1 Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten roboh.
Bangunan tersebut roboh diduga akibat material yang sudah rapuk. Dalam kejadian tersebut dikabarkan lima siswa menjadi korban tertimpa puing-puing bangunan yang ambruk.
Kepala bidang (Kabid) Pendidikan SMP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, Ibnu Wahidin membenarkan, jika ruang Lab SMPN 1 Cibeber roboh. Kata Ibnu, cuaca ekstrim dengan curah hujan yang cukup tinggi memang menjadi salah satu faktor ruang Lab ambruk selain bangunannya memang sudah lama.
“Iya saya sudah mendapatkan laporan melalui telepon, rencananya kita akan turun ke lokasi besok untuk memastikan informasi ini,” kata Ibnu, kepada wartawan melalui sambungan telepon, Selasa (23/11/2021).
Menurut Ibnu, lima siswa yang menjadi korban tertimpa reruntuhan sudah di bawa ke puskesmas setempat untuk mendapatkan perawatan.
Lima siswa tersebut mendapatkan luka-luka ringan saja, sehingga mereka bisa langsung pulang setelah diberi pengobatan oleh tim medis puskesmas,” terangnya.
Masih kata Ibnu, ruang lab yang roboh tersebut, sebetulnya sudah masuk usulan dalam pembangunan 2022 tahun depan. Karena sudah diusulkan sejak lama oleh sekolah.
Saya berharap seluruh warga sekolah agar waspada, karena cuaca ekstrim dengan curah hujan yang tinggi berpotensi menimbulkan bencana gedung roboh,” pungkas Ibnu.
Sementara Kepala SMPN 1 Cibeber, Heri saat dimintai keterangan mengaku, saat kejadian ruang lab roboh ada beberapa siswa di ruangan tersebut untuk mengambil alat-alat seni untuk dipakai dalam acara HUT PGRI. Sehingga, ada lima siswa yang tertimpa reruntuhan karena lambat berlari menyelamatkan diri keluar.
Anak-anak yang tertimpa puing hanya mengalami luka lecet-lecet saja dan sudah ditangani di Puskesmas serta sudah pulang kerumahnya masing-masing,” katanya.
Heri menjelaskan, ruang lab yang roboh ini memang kondisinya sudah tidak layak pakai. Karena sudah lama dan rapuh. Sehingga, ruangan tersebut dipakai untuk penyimpanan alat-alat sekolah seperti alat seni dan olahraga.
“Iya kita telah mengusulkan pembangunan ruang lab ini kepada Dinas, namun kita belum tahu realisasinya kapan,” ujar Heri.
Terpisah, Ketua Tagana Lebak, Iwan Hermanwansyah menambahkan, siswa SMPN 1 Cibeber bukan lima orang melainkan tujuh orang siswa. Kata Iwan, saat kejadian sejumlah siswa sedang berlatih kesenian tari dan seni musik, guna menyambut HUT PGRI.
“Anggota Tagana saat kejadian sudah di lokasi dan ikut mengevakuasi korban ke puskesmas yang mendapatkan luka ringan,” kata Iwan.
Senada dengan Iwan, Erwin Komara selaku Penasehat Tagana Lebak Selatan sekaligus Tokoh Masyarakat mengatakan yang sama, namun menurut info terbaru dikabarkan jumlah siswa yang jadi korban sebanyak 6 orang.
“Korban yang luka-luka udah dibawa ke puskesmas Cibeber dan sudah bisa pulang. Bangunan yang roboh sudah dipasangi garis polisi untuk dikakukan penyelidikan,”ujarnya kepada Awak media Senin,(23/11).
Menurutnya, dalam keadaan cuaca ekstrim, intensitas hujan sangat tinggi diharapkan warga masyarakat selalu waspada dan siaga menghadapi segala kemungkinan terjadinya bencana dan diharapkan kepada pemerintah agar segera merabilitasi sekolah yang sudah lapuk tersebut.
Ia juga menegaskan hal ini jangan teledor dibiarkan. “Jangan sampai dibiarkan yang membahayakan siswa sekolah,”katanya tegas.
Narasumber Pewarta : Husaeri. Editor Red : Liesna Ega.