JAKARTA | Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) H. Firli Bahuri menegaskan pentingnya mendigdayakan Nahdlatul Ulama (NU) guna mewujudkan kebangkitan Indonesia baru bebas dari praktik korupsi.
Hal itu disampaikan Firli dalam momentum memperingati Hari Lahir (Harlah ) 1 Abad NU sebagai organisasi sosial keagamaan terbesar di jagad raya, yang memiliki peran sentral bagi peradaban umat manusia beserta alam semesta.
“Saya menilai bahwasanya dari dalam hati sanubari kaum Nahdliyin, telah terpatri rasa tanggung jawab besar untuk senantiasa mengawal arah, perjalanan dan tujuan bangsa Indonesia, sebagaimana termaktub dalam mukadimah UUD 1945,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (7/2).
Sumbangsih dan wujud nyata serta peran aktif NU, kata dia, dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia, dapat dilihat dari nilai-nilai pendidikan ANTIKORUPSI dalam perspektif islam, yang senantiasa ditanamkam sejak dini kepada para nahdliyin di sekolah, mulai dari pesantren hingga bangku kuliah, untuk disebarkan ke umat.
Konsistensi dan tekad kuat NU dalam membentuk dan membangun karakter bangsa ANTIKORUPSI, menurutnya lambat laun di ikuti oleh organisasi sosial lintas agama lainnya, bahkan menjadi trend center.
“NU adalah pelopor recovery sekaligus restrukturisasi pembangunan akhlak dan karakter ANTIKORUPSI pada diri anak-anak Indonesia, dengan menyemai beni-benih ANTIKORUPSI sejak dini, karena kaum Nahdlyin sadar bahwasanya korupsi adalah musuh agama dan aliran kepercayaan apapun di NKRI,” terangnya.
Ia meyakini bahwa tidak ada agama atau aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di republik ini yang menganjurkan umat atau penganutnya untuk melakukan korupsi.
“Tegas saya nyatakan bahwa para pelaku tindak pidana korupsi adalah perusak, pengkhianat bahkan pembunuh agama yang dianutnya sendiri, نَعُوْذُبِاللهِ مِنْ ذَالِكَ. naudzubillah min dzalik,” cetusnya.
Sosok seorang Nahdliyin yang memiliki kepribadian kuat, akhlak, moral dan berbudi pekerti luhur, jujur, sederhana serta menjunjung tinggi integritas sebagai makhluk ciptaan-Nya, kata dia tentu menjadi contoh sekaligus panutan bagi kita, segenap anak bangsa dalam menjalani hidup dan kehidupan di republik ini.
“Syukur Alhamdulillah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) banyak di isi oleh insan-insan ANTIKORUPSI yang memiliki ruh dan karakter serta kepribadian seorang Nahdliyin,” ujarnya.
Siapapun yang mengaku NU atau memiliki ruh seorang Nahdlyin, lanjutnya tidak akan pernah berdiam diri dan membiarkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan seperti korupsi, karena seorang Nahdlyin tentunya mengetahui dampak destruktif korupsi yang bukan hanya merugikan keuangan negara semata, namun dapat menghancurkan suatu bangsa karena korupsi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap khittah kenegaraan.
Anak-anak bangsa yang memiliki karakter seorang Nahdlyin, sangat dibutuhkan untuk menjaga khittah kenegaraan yang sejatinya adalah manifestasi cita-cita berdirinya republik ini, yang tak lain melindungi, menyejahterakan segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, mulai Miangas hingga Pulau Rote.
“Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru” yang diusung sebagai Tema Besar Harlah 1 Abad NU sangat tepat, untuk mengingatkan oara Nahdlyin agar senantiasa mengembangkan kapasitas dan kapabilitasnya sebagai pelopor sekaligus salah satu motor kemajuan bangsa.
“Kami ucapkan Selamat Memperingati Harlah 1 Abad NU, terimakasih atas khidmat NU dalam menyebarkan Aswaja dan meneguhkan komitmen kebangsaan, dengan semangat ANTIKORUPSI, mari bersama kita hadirkan kejayaan umat, bangsa, rakyat dan negara, dalam bingkai NKRI, Bersatu Berantas Korupsi, Mengabdi tak Henti untuk Negeri,” pungkasnya.
NARASUMBER PEWARTA: YAKUB F ISMAIL SE.,MM. EDITOR RED: LIESNAEGA.