JAKARTA – suaramediaindonesia.com I Sekertaris jendral Setya Kita Pancasila Meyske Yunita Geram Anggotanya diculik dan disekap, Meyske meminta Penegak hukum khususnya polres Jakarta Selatan yang menangani kasus ini segera bertindak agar pelakunya ditangkap.
Saat di konfirmasi suaramediaindonesia.com pada 8 Oktober 2023 di kediamannya di bilangan Cibubur menjelaskan ” Sekjen Setya Kita Pancasila Meyske Yunita meminta dengan Tegas agar pihak Kepolisian segera menuntaskan kasus ini di karenakan dalam tindakan mereka sangat tergolong berani yang di lakukan pada tempat umum serta di depan anak anak yang juga ikut dalam penyekapan bersama ibunya yang juga seorang artis dan penyanyi Dangdut Sillia Amora ” jelasnya.
Kronologi penyekapan sebagai berikut :
Pada Tanggal 21 September 2023 sekitar jam 19:00 kami sekelurga (istri, anak2 balita, adek dari istri, dan Art), memarkirkan mobil di P8.
Dan setelah kami mau pulang saat kami jalan ke parkir P8 di pitu keluar arah ke mobil kami melihat mobil terlapor merk Fdsk plat L 1238 LO dan beberapa orang bertubuh tegap dan berkulit hitam sekitar 4 orang, mereka mendekati korban dan memaksa ikut mereka, saya yang saat itu binggung ( korban ) lalu bertanya siapa yang suruh kalian katanya usdi (terlapor)jawab mereka, sy masuk ke Mall lagi karna kebetulan jarak mobil dan pintu Mall dekat, mereka ikuti korban sampai depan gerai Wings, korban yang merasa risih lalu mengajak mereka ngobrol.
Setelah selesai ngobrol di wings kami jalan dekat lift dengan menghubungi ketua umum ( Ketum ) Setya kita pancasila ( SKP ) Andreas Sumual akhirnya korban turun ke lantai LG ,korban dgn 3 org dan istri keluarga naik lagi ke P8 sehingga korban tunggu di lantai LG, setelah istri dan keluarga tiba di lantai LG kami di giring ke luar Mall Lotte, sambil sy telfonan dengan Pak Ketum, ketika korban sampai di pojok jalan Mall Lotte terparkir mobil merk China Fdsk plat L1238 LO dan mobil Mercy model lama E300 Plat B 2363 BTQ (kalau gak salah),
Saat itu korban Langsung di pukul dan istri korban di maki maki, sy sempat teriak berontak dan minta tolong tapi di pegang 4 org sambil di bawa masuk ke mobil Merk China Fdsk plat L 1238 LO, istri dan anak-anak di mercy Model Lama E300 Plat B 2363 mengarah ke Hotel Aryaduta Semanggi Lantai 16.
sampai disana korban duduk di tengah dan mulai usdi memukul di mulut sy dan beberapa orang tadi di perut korban dan imam di belakang telinga kiri korban serta clutch (tas tangan) korban di ambil mereka ambil semua atm,pasport, ktp,npwp, kunci mobil, stnk, Hp ada 5 buah,
Sekitar 1 jam setelah itu sy di bawa ke bogor sendiri, keluarga tetap di hotel aryaduta semanggi, dan kami pergi bertiga imam, usdi.dan korban dgn tangan terbogol, sampai di bogor salah satu rumah yang saat itu korban baru mengetahui kalau rumah tersebut adalah rumahnya usdi. Besok nya pagi korban di pulangkan ke Hotel aryaduta semanggi sat itu korban bersama keluarga berada di unit/room 1605.
Setelah kurang lebih 2 hari kita di aryaduta semanggi mereka ijinkan istri dan anak-anak korban sekeluarga keluarga ART menelfon terus jadi mereka takut barangkali melapor ke pihak berwajib, jadi di pulangkan dan tinggal korban sendiri berada di hotel Aryaduta Semanggi tetapi biasa ke bogor juga setelah itu tanggal 4 Okteber 2023 sekitar jam 10 pagi usdi datang ke Hotel Aryaduta Unit 1605 yang korban di sekap bersama dengan tim nya, marah-marah dan maki-maki ke korban sambil keluarkan senjata katanya mau tembak kaki korban bila tidak ikut mereka, Korban tidak bodoh saat mereka mau jalan korban yang lebih dulu keluar unit/room langsung lari lewat tangga darurat.
mereka berada di salah satu mall di bilangan Jakarta Selatan, Saat itu mereka sekeluarga bukan hanya disekap tapi juga mengalami persekusi pelecehan dan penganiayaan dan pengancaman dengan di duga Senjata api ( senpi )
Alfred Lasut selaku suami dari Sillia Amora memberikan keterangan kepada pihak media kalau dirinya sudah melaporkan kepolres Jakarta Selatan dengan nomor pelaporan LP/3033/X/2023/RJS pada hari Jumat tanggal 06 Oktober 2023″ terang Alfred .
Pewarta : Diwan
Editor Redaksi : Egha