KOTA BANDUNG, JABAR – Tanggal 17 Agustus merupakan Hari Kemerdekaan Indonesia. Biasanya, banyak sekali kegiatan yang dilakukan masyarakat Indonesia dalam menyambut Kemerdekaan Indonesia.
Namun, pernahkah kita semua berpikir mengapa tanggal 17 Agustus diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia? Untuk menjawab hal itu, berikut pemaparan Erick Darmajaya Bsc., M.K.P anggota DPRD Kota Bandung yang baru dilantik menghadirkan sejarahnya untuk Anda.
Menurut Bro Erick Sejarah 17 Agustus sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia
Mengutip laman resmi Kemdikbud RI, pada 6 Agustus 1945, Perang Dunia II mencapai titik puncaknya. Sebelumnya, Jepang yang merupakan negara partisipan perang melakukan penyerangan terhadap Amerika Serikat di Pearl Harbor. (Jum’at,9/8/2024).
Akibatnya, tentara Amerika Serikat banyak yang meninggal dan kerugian material sangat besar. Berangkat dari itu, Amerika Serikat pun memberikan serangan balasan dengan mengebom Hiroshima.
Lanjut cerita Bro Erick, tiga hari berselang, Kota Nagasaki juga dibom oleh Amerika Serikat. Alhasil, pada 15 Agustus 1945, Jepang pun menyerah.
Momen itu lantas dimanfaatkan pejuang kemerdekaan Indonesia. Dari dorongan banyak pihak, Soekarno dan Hatta diminta memproklamasikan kemerdekaan. Namun, perjalanan menuju proklamasi tidak semudah yang dibayangkan, terang Bro Erick.
Sebelum akhirnya dibacakan, pada dini hari 17 Agustus, tepatnya di rumah Laksamana Maeda, Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebarjo menyusun teks Proklamasi.
Saat itu, Hatta dan Achmad Soebarjo berperan dalam menyumbangkan pemikiran. Sementara itu, Soekarno menuliskan teks Proklamasi. Kendati demikian, teks tersebut tidak langsung bisa dibacakan, jelasnya.
Lebih dulu, Soekarno meminta pendapat para tokoh yang hadir saat itu terkait teks Proklamasi. Hingga akhirnya teks tersebut disetujui, salah seorang tokoh bernama Sukarni mengusulkan teks itu ditandatangani oleh Soekarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia, lanjut Bro Erick.
Lanjut tutur Bro Erick lalu, naskah itu pun diberikan kepada Sayuti Melik untuk diketik. Sembari diketik, rapat lain digelar dalam menentukan lokasi pelaksanaan Proklamasi.
Dari perundingan, diputuskan bahwa pembacaan teks Proklamasi diadakan di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi No 1) pada pukul 10.00 WIB.
Hingga tepat pada pukul 10.00 WIB, akhirnya teks Proklamasi dibacakan. Usai membacakan teks itu, Suhud dan Latief Hendraningrat mengibarkan bendera merah-putih yang telah dipasang pada sebatang bambu, terang Bro Erick.
Pengibaran tersebut diiringi dengan lagu “Indonesia Raya”. Kemudian kabar tersebut pun disebarkan melalui coretan di tembok hingga radio ke seluruh wilayah Indonesia, pungkasnya.
NARASUMBER PEWARTA: IWAN MTV. EDITOR RED : LIESNAEGHA.