• Berita Terkini
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Hiburan
  • Redaksi
  • Ekonomi
  • Ekonomi
No Result
View All Result
SUBSCRIBE
SUARA MEDIA INDONESIA
  • Berita Terkini
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Hiburan
  • Redaksi
  • Ekonomi
  • Ekonomi
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Nasional

Metaconceptual Teaching Activity: Strategi Penguatan Pemahaman Konsep

suara media indonesia by suara media indonesia
14/11/2021
in Nasional
0
78
SHARES
1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

You might also like

TNI AD Siapkan Kader Warga Terlatih Dalam Rangka Wilhanrat TA. 2025

GEGER.!!!! Siswa SMPN 2 Gedangsari, Gunungkidul Diduga Menjadi Korban Pembunuhan Berencana

Diduga Janda Muda Ditipu Puluhan Juta Rupiah oleh Oknum Pegawai Dinas Kehutanan Wilayah VIII Provinsi Jawa Barat

Yuliastri, S. Pd.

(Guru SMPN 1 Padalarang)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 20 Tahun 2016 tentang standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah pada dimensi pengetahuan tercantum bahwa setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah dituntut untuk mampu mengaitkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, serta kawasan regional dan internasional. Untuk mencapai standar tersebut, setidaknya peserta didik harus mencapai level memahami pada setiap materi yang didapat pada proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator pembelajaran sudah seharusnya melaksanakan pembelajaran yang dapat mengeksplorasi ide-ide dan pemikiran peserta didik agar pemahaman yang didapat peserta didik tidak hanya bertahan sementara karena pemahaman konsep yang didapat berdasarkan pemahaman yang mereka bangun berdasarkan konsep-konsep yang telah mereka pahami sebelumnya.

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk membangun pemahaman konsep peserta didik, salah satunya menggunakan strategi pembelajaran Metaconceptual Teaching Activity. Istilah “metakonseptual’ merupakan bagian dari metakognitif yang merujuk pada pengetahuan dan proses metakognitif yang berkaitan dengan sistem konseptual seseorang. Hewson (dalam Yuruk, 2005) menyatakan bahwa kegiatan mengomentari, membandingkan dan membedakan penjelasan, mempertimbangkan argumen untuk mendukung atau menyangkal penjelasan orang lain, dan memilih satu penjelasan yang mungkin termasuk kedalam kegiatan Metaconceptual Teaching Activity yang dapat membantu peserta didik untuk membangun dan merekonstruksi pemahaman konsep mereka dengan mengaitkan konsep yang baru didapat dengan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya.

Pengetahuan dan proses metakonseptual seseorang diklasifikasikan menjadi empat komponen, yaitu: 1) pengetahuan metakonseptual; 2) kesadaran metakonseptual; 3) pemantauan/monitoring metakonseptual; dan 4) evaluasi metakonseptual. Pengetahuan metakonseptual berkaitan dengan konsep yang dipelajari oleh peserta didik dan faktor-faktor yang mempengaruhi peserta didik untuk memahami konsep tersebut. Kesadaran metakonseptual berkaitan dengan kesadaran peserta didik akan konsep tersebut, kadang kala peserta didik tidak meyakini dan memahami secara betul mengenai materi atau konsep yang telah mereka dapatkan dari pembelajaran. Kesadaran metakonseptual merupakan keyakinan peserta didik akan pemahaman konsep yang telah mereka pelajari. Monitoring konseptual melibatkan eyakinan peserta didik terhadapp konsep yang telah mereka pelajari ketika mereka mempelajari konsep yang baru. Evaluasi metakonseptual terjadi ketika peserta didik menilai keyakinan akan pemahaman konsep yang telah dipelajari ketika telah dikaitkan dengan konsep yang baru.

Terdapat beberapa kegiatan pembelajaran yang mendukung penerapan strategi Metaconceptual Teaching Activity, tentunya kegiatan pembelajaran ini merupakan kegiatan pembelajaran yang dapat membangun semangat belajar peserta didik dan peserta didik dapat mengeksplor dan merekonstruksi pemahaman dan keyakinan peserta didik terhadap konsep-konsep yang telah mereka pelajari dan konsep baru yang didapatkan. beberapa kegiatan tersebut adalah Journal Writing (Penulisan jurnal belajar), Poster Drawing (Menggambar Poster), Group Debate (Debat Grup), Group/Class Discussion (Diskusi Kelompok/Kelas), Concept Mapping (Peta Konsep).

Journal Writing (Penulisan jurnal belajar) bagi peserta didik dapat menjadi wadah bagi peserta didik untuk menuangkan ide-ide atau pemahaman konsep mereka. Dengan penulisan jurnal belajar peserta didik dapat dilibatkan langsung dalam komponen-komponen metakonseptual. Melalui kegiatan menulis jurnal belajar, peserta didik dapat menuliskan referensi konsep-konsep yang telah mereka pelajari, membangun kesadaran mereka akan konsep yang telah dipelajari, memeriksa alasan mereka meyakini suatu konsep, dan menilai validitas konsep yang telah mereka pelajari dan konsep baru yang mereka dapatkan. Dengan penulisan jurnal belajar, peserta didik yang enggan atau kesulitan untuk mengomunikasikan gagasannya memungkinkan untuk membagikan informasi terkait gagasan yang ada dalam pikiran mereka.

Poster Drawing (Menggambar Poster) membutuhkan kesadaran metakonseptual dan monitoring metakonseptual. Untuk mengetahui perubahan pemahaman konsep yang dialami oleh peserta didik, maka kegiatan menggambar poster dilakukan dua kali, yaitu sebelum melakukan pembelajaran dan setelah melakukan pembelajaran. Sebelum peserta didik menggambar poster terkait suatu konsep, tentunya peserta didik harus menyadari dan meyakini akan pemahamannya terdapat konsep tersebut. Untuk memonitor pemahaman peserta didik maka dilakukan kegiatan menggambar poster setelah berlangsungnya pembelajaran, kemudian peserta didik diminta untuk membandingkan hasil poster mereka sebelum dan sesudah pembelajaran. Dengan demikian maka peserta didik dapat membnagun pemahaman konsep mereka sendiri dan menyadari akan kesalahan pemahamannya jika terjadi miskonsepsi pada suatu konsep.

Group Debate (Debat Grup) dilakukan dengan tujuan membantu peserta didik menyadari dan mengevaluasi pemahaman atau gagasan mereka terhadap suatu konsep ketika mereka dihadapkan dengan gagasan lain yang bertentangan dengan pemahaman mereka. Dalam kegiatan ini guru berperan untuk menyediakan suatu fenomena dan beberapa alternatif konsep yang  berkaitan dengan fenomena tersebut. kemudian peserta didik diperbolehkan untuk memilih konsep yang menurut mereka paling sesuai untuk menjelaskan fenomena yang disajikan oleh guru dengan mengajukan argumen-argumen penguat terhadap konsep ang mereka pilih.

Group/Class Discussion (Diskusi Kelompok/Kelas) bertujuan untuk membawa beragam pemahaman terkait suatu konsep. setiap peserta didik yang memiliki pemahaman yang berbeda diminta untuk menjelaskan pemahamannya masing-masing kemudian didiskusikan untuk mengetahui pemahaman yang yang benar sesuai dengan teori atau konsep yang ada.

Concept Mapping (Peta Konsep) dilakukan untuk membantu peserta didik membangun hubungan akan konsep-konsep yang ada. pada kegiatan ini guru memberikan beberapa konsep utama dan peserta didik diminta untuk membuat hubungan akan konsep-konsep yang diberikan oleh guru. Misalnya pada materi gaya dan gerak, guru memberikan beberapa konsep utama seperti , kelajuan konstan, jarak, waktu tempuh, percepatan dan perlambatan, kemudian peserta didik diminta untuk menyusun konsep-konsep tersebut menjadi sebuah peta. Peta terseut harus dapat merepresentasikan hubungan dari konsep-konsep yang telah disusun tersebut. Dengan ini, peserta didik mengalami kesadaran dan monitoring metakonseptual secara bersamaan.

Kegiatan-kegiatan Metaconceptual Teaching Activity tersebut merupakan kegiatan yang dapat diterapkan dengan mudah pada hampir semua mata pelajaran. Sehingga harapan penulis, kemampuan peserta didik dalam memahami konsep yang diajarkan dapat meningkat untuk memenuhi standar kopetensi lulusan yang tercantum dalam Permendikbud No. 20 Tahun 2016.

Sumber:

Kemendikbud. (2016). Permendikbud RI No.20 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Yuruk, N., Beeth, M., & Andersen. C. (2009). Analyzing the Effect of Metaconceptual Teaching Practices on Students’ Understanding of Force and Motion Concepts. Research in Science Education, 39 (4), 449-475.

Penulis merupakan salah satu pengajar IPA di SMPN 1 Padalarang. –Pewarta: Dadang A. Sapardan- Editor Redaksi: Liesna Ega

Share31Tweet20SendShareSend
suara media indonesia

suara media indonesia

Recommended For You

TNI AD Siapkan Kader Warga Terlatih Dalam Rangka Wilhanrat TA. 2025

by suara media indonesia
22/05/2025
0
TNI AD Siapkan Kader Warga Terlatih Dalam Rangka Wilhanrat TA. 2025

Depok,suaramediaindonesia.com - Mewujudkan warga negara yang memiliki karakter bela negara yaitu Rakyat Terlatih (Ratih) yang patriot dan cinta tanah air, Staf Teritorial TNI Angkatan Darat (Sterad) memberikan pelatihan...

Read more

GEGER.!!!! Siswa SMPN 2 Gedangsari, Gunungkidul Diduga Menjadi Korban Pembunuhan Berencana

by suara media indonesia
22/05/2025
0
GEGER.!!!! Siswa SMPN 2 Gedangsari, Gunungkidul Diduga Menjadi Korban Pembunuhan Berencana

GUNUNGKIDUL  - Dunia Pendidikan kembali dihebohkan dengan dugaan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh oknum siswa SMPN 2 Gedangsari sendiri Rhl yang merupakan siswa kelas 8 C, warga Padukuhan...

Read more

Diduga Janda Muda Ditipu Puluhan Juta Rupiah oleh Oknum Pegawai Dinas Kehutanan Wilayah VIII Provinsi Jawa Barat

by suara media indonesia
22/05/2025
0
Diduga Janda Muda Ditipu Puluhan Juta Rupiah oleh Oknum Pegawai Dinas Kehutanan Wilayah VIII Provinsi Jawa Barat

KUNINGAN, JABAR - Sungguh miris nasib Berinisial (R), seorang janda muda yang memiliki anak empat, terpaksa harus meratapi nasibnya, setelah diduga ditipu oleh seorang oknum Pegawai Cabang Dinas...

Read more

KEADILAN DIPERTARUHKAN! Eksekusi Lahan di Karangasem Tak Sesuai Gambar!!

by suara media indonesia
21/05/2025
0
KEADILAN DIPERTARUHKAN! Eksekusi Lahan di Karangasem Tak Sesuai Gambar!!

BALI – Kepercayaan masyarakat terhadap hukum kembali diguncang. Proses eksekusi lahan yang dilakukan di Banjar Dinas Amed, Desa Purwakerthi, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, dinilai cacat prosedur dan mengabaikan...

Read more

Silaturahmi Kades Margajaya dengan Tokoh Masyarakat & Media Membangun Sinergi, Komunikasi, Ciptakan  Kebersamaan 

by suara media indonesia
18/05/2025
0
Silaturahmi Kades Margajaya dengan Tokoh Masyarakat & Media Membangun Sinergi, Komunikasi, Ciptakan  Kebersamaan 

DESA MARGAJAYA, JABAR - Silaturahmi Kepala Desa adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mempererat hubungan antara Kepala Desa dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat, tokoh masyarakat, perangkat desa, dan...

Read more
Next Post

Peran Guru Bahasa Inggris dalam Proses Pembelajaran di Masa Pandemi Covid 19

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Browse by Category

  • Artikel
  • Berita Terkini
  • Daerah
  • Hiburan
  • Hukum dan Kriminal
  • Investigasi
  • Kesehatan
  • Kota Bandung
  • Nasional
  • Pemerintah
  • Pendidikan
  • Politik
  • Technology
  • TNI POLRI
  • VIRAL
SUARA MEDIA INDONESIA

Copyright © 2020 suaramediaindonesia.com. All Rights Reserved.

suaramediaindonesia.com

  • Berita Terkini
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Hiburan
  • Redaksi
  • Ekonomi
  • Ekonomi

Follow Us

No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Nasional
  • Daerah
  • Politik
  • Hiburan
  • Redaksi
  • Ekonomi
  • Ekonomi

Copyright © 2020 suaramediaindonesia.com. All Rights Reserved.