suaramediaindonesia.com – Makassar, Target produksi batu bara pada 2021 ini dinaikkan sebesar 75 juta ton, 13,6% dari target semula 550 juta ton menjadi 625 juta ton, sangat di respon baik bagi penambang di Indonesia dan pembeli asal negara konsumen seperti, Tiongkok, Bangladesh dan juga Korea, namun bukan berarti sebagai negara produsen kita seenaknya berkhayal untuk memasang harga yang tinggi tidak memikirkan dampak minat beli dari negara negara lain, Sah-sah saja target produksi meningkat tapi bukan harga jual juga harus meroket. (Kamis, 15/04/2021)
Evaluasi harga pasar secara real juga mestinya dilakukan, jangan hanya menggunakan asumsi saja tanpa melihat jauh ke pangsa pasar yang sebenarnya, negara konsumen memang banyak membutuhkan pasokan batubara tapi mereka juga memiliki perhitungan untuk menentukan nilai beli normal dan saling menguntungkan.
“Kita jangan terkecoh oleh asumsi dadakan yang bisa saja menjadi Blunder terhadap pelaku tambang lokal negeri ini, jangan kita di hadapkan lagi pada situasi terpuruk dan sekiranya kerjasama jangka panjang dengan negara lain sangat perlu di pertahankan, jangan asal “Nyaplok lalu menghilang ditelan bumi”, Kita perlu pemikiran dingin menghadapi suasana seperti ini jangan ada yang rakus apalagi ugal-ugalan hanya memikirkan kepentingan kelompoknya saja” Ujar Andi Irhong.
“Beberapa pengusaha pembeli asal negara lain bahkan masih melakukan pengkajian harga batubara yang drastis meningkat di Indonesia, dan Andi yakini tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk memikat pembeli sebab mereka juga ada hitungannya kok”. Tambahnya
Harapan Andi M. Irhong N, sebagai Ketua Asosiasi Investor Indonesia, yang paling penting adalah bagaimana kerjasama jangka panjang dalam perdagangan batubara dapat memberikan feedback terhadap negara dan saling menguntungkan sesama pengusaha batubara. Tutup
penulis: AM
editor: Liesna Ega SMI