SUARAMEDIAINDONESIA.COM | JUM’AT, 27 SEPTEMBER 2024.
KOTA TEGAL – Relawan Ijo Royo-royo yang terdiri dari para kyai, ustadz, ustadzah dan santri Kota Tegal mendeklarasikan diri mendukung Pasangan Calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Tegal, H. Edy Suripno-H. Akhmad Satori pada Pilkada 27 November mendatang. Deklarasi dipimpin langsung oleh ustadz Chambali, bertempat di samping Pombensin Terminal Kota Tegal, Kamis (26/9/2024) malam.
Acara deklarasi dihadiri langsung Paslon Walikota dan Wakil Walikota Tegal, H. Edy Suripno-H. Akhmad Satori, Ketua Tim Pemenangan Pusat, H. Sutari, dan sejumlah Anggota DPRD Kota Tegal Fraksi PDI Perjuangan, serta ratusan undangan.
Dalam sambutannya secara singkat, Ketua Relawan Ijo Royo-royo, H. Chambali bersama para kyai, ustadz, ustadzah dan para santri Kota Tegal bertekad siap memenangkan Paslon Uyip-Satori. Dirinya meyakini hanya Paslon H. Edy Suripno-H. Akhmad Satori yang bisa mengubah Kota Tegal menjadi lebih baik lagi serta bisa mensejahterakan masyarakat khususnya para kyai, ustadz, ustadzah dan para santri,” ujarnya.
Menurutnya, H. Edy Suripno atau yang akrab disapa Mas Uyip merupakan sosok calon pemimpin yang dekat dengan masyarakat khususnya para santri Nahdlatul Ulama (NU).
“Karena beliau juga merupakan santri NU, dan punya jiwa yang melekat sebagai santri maka sudah menjadi kewajiban kita untuk mendukung penuh 100 persen dan memenangkan Paslon H. Edy Suripno-H. Akhmad Satori pada Pilkada Kota Tegal 2024,” ungkap ustadz Chambali.
Sementara itu, Calon Walikota Tegal, H. Edy Suripno menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruhnya yang hadir karena hari ini saya dilihatkan bahwa panjenengan dan kita semuanya peduli kepada Kota Tegal, jangan sampai Pilkada hanya berjalan begitu saja karena kita semuanya punya tanggung jawab sosial, kita semuanya punya kepentingan bahwa Pilkada yang akan datang harus melahirkan pemerintahan yang bisa melayani, melindungi dan mensejahterakan masyarakat Kota Tegal,” ujarnya.
Uyip menegaskan, Pilkada ini bukan hanya tentang persoalan, tetapi dibalik persoalan itu kita harus perjuangkan bersama-sama. Kita punya persoalan sosial yang begitu tinggi turunnya moralitas, turunnya pendidikan, nilai-nilai pendidikan agama sebagai pondasi dan juga munculnya ketimpangan-ketimpangan sosial ini yang harus diatasi oleh pemerintah yang akan datang. Maka ini tidak bicara untuk siapa, tetapi Pilkada ini kita arahkan adalah Pilkada untuk Kota Tegal untuk memperbaiki kondisi masyarakat Kota Tegal. “Jangan kita berpikir egois tentang diri kita masing-masing. Kita masih sering mendapatkan keluhan-keluhan masyarakat tentang urusan kesehatan masyarakat. “Datang ke BPJS gratis, tapi begitu urusan kesehatan dilakukan rumit ngurusi administrasinya. Untuk itu pemerintahan kedepan adalah pemerintah yang bisa mendorong untuk memudahkan masyarakat lebih mengutamakan pada perlindungan jiwanya, maka urusan kesehatan cukup bawa KTP urusan kesehatan bisa langsung kita layani,” tegasnya.
Begitu juga dengan urusan santunan kematian, program santunan kematian ini sangat bermanfaat nilainya sangat bermanfaat bagi kita tetapi pada prakteknya santunan kematian itu keluarnya 8 bulan, kenapa itu terjadi? padahal uang yang satu juta itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Di sinilah saya melihat ketidakadaan kepekaan pemerintah terkait dengan urusan itu, maka besok urusan santunan kematian akan kita berikan, begitu yang bersangkutan meninggal mengurus surat keterangan meninggal dananya langsung keluar, lurahnya langsung datang mengucapkan bela sungkawa,” lanjut Uyip.
Selain itu, masih kata Uyip, kita melihat banyak sekali ketimpangan-ketimpangan sosial yang harus kita atasi, kita ambil contoh urusan RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) yang di mana program RTLH bersyaratkan sertifikat. “Orang yang punya sertifikat baru bisa mendapatkan program RTLH padahal kita melihat kondisi sosial kita banyak masyarakat kecil yang tidak memiliki sertifikat, artinya masyarakat itu tidak terlindungi oleh pemerintah. Maka besok kita pingin punya pemerintahan yang melindungi sehingga syarat sertifikat harus kita hapus, harus kita cabut, rumah bodol didandani tanpa perlu memiliki sertifikat,” jelasnya.
Persoalan berikutnya, kita juga melihat bagaimana para pedagang yang jualan di Alun-alun, PKL yang jualan di mana-mana mereka tidak merasakan kenyamanan sebagai makhluk yang hidup. Mereka berjualan kenyamanan tidak didapatkan. Maka disitulah, saya mempertanyakan mana fungsi pemerintah untuk melindungi warganya?. Persoalan sosial inilah yang akan kita atasi bersama-sama.Di balik persoalan Pilkada, di balik persoalan Uyip-Satori ada persoalan yang lebih penting. Kita butuh Walikota yang memiliki keberpihakan kepada warganya, kita butuh Walikota yang punya kepercayaan kepada masyarakatnya, kita butuh Walikota yang punya kebersihan kepada rakyat. Inilah yang sedang kita perjuangkan,” lanjut Uyip.
“Kepada masyarakat Kota Tegal, saya minta doanya, minta dukungannya bareng-bareng, bukan semata-mata untuk mencari kekayaan tidak!, tetapi saya ingin mengabadikan diri dan memperbaiki, karena saya dengan panjenengan punya tanggung jawab sosial yang sama untuk menata kota kita sendiri, mari kita tunaikan tanggung jawab sosial itu sehingga Pilkada ke depan hasilnya pemerintah yang bisa Nyawiji dengan masyarakatnya, pemerintah yang mau mendengar apa yang menjadi keluhan masyarakatnya,” tutup Uyip.
Narasumber Pewarta: Hartadi Setiawan. Editor Red : LiesnaEgha.